Menyulap Hama Keong Mas Jadi “Sahabat”

Sumba Timur, Villagerspost.com – Keong mas, umumnya dikeluhkan petani sebagai hama yang sangat ganas menyerang tanaman padi dan sangat sukar untuk dibasmi. Petani seringkali akhirnya nekat menyemprotkan bahan kimia untuk mengatasinya. Padahal, ini adalah langkah keliru. Pasalnya, keong mas idak bisa ditanggulagi dengan racun kimia.

Buktinya semakin sering disemprot malah tambah merajalela dan berkembang biak dengan cepat. Kenapa keong mas tak bisa dibasmi dengan pestisida? Alasannya karena keong mas merupakan mahluk air, serta memiliki rumah(tempurung) untuk melindungi dirinya. Jikapun ada yang mati kena semprot, biasanya itu hanya beberapa puluh ekor saja, sedangkan yang tidak kena akan bertelur mencapai puluhan ribu.

Nah berapa kerugian petani? Berapa anggaran biaya yang dikeluarkan petani demi menanggulangi hama keong mas yang nyatanya sia-sia? Karena itu, daripada dibasmi dengan menggunakan racun kimia, Kelompok Tani Cahaya Kecana Desa Kondamara, Kecamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur, lebih memilih “bersabahat” dengan si keong mas. Bersahabat? Iya, sang keong mas alih-alih dibasmi, malah “dipanen” untuk dijadikan pakan ternak.

Oleh para anggota kelompok tani dampingan yayasan Martabat Rakyat Merdeka (MARADA) Lewa ini, keong mas yang menjadi hama tersebut diambil dari setiap parit sawah, kemudian direbus agar mudah memisahkan isi daging dan tempurungnya saat dicongkel. “Ini untuk bahan tepung tulang, sedangkan dagingnya dijadikan tepung ikan sebab proteinnya lumayan tapi harus dikering haluskan dulu,” ujar Agustinus Njuruhapa, Sekretaris Kelompok Tani Cahaya Kencana.

Menurut Agus, setelah direbus kemudian dibakar, lalu ditumbuk hingga halus untuk dicampurkan ke bahan pakan lainnya. Misalnya dicampur dengan dedak halus, hijauan kering dan tepung ikan. “Biarlah bagi petani lain jadi musuh, tapi bagi kami kelompok Cahaya Kencana keong mas jadi sahabat sebab memberikan pendapatan tambahan,” kata Agus sembari tertawa.

Laporan/Video: Rahmat Adinata, Petani Organik, Anggota Gerakan Petani Nusantara

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.