GPN-Koarmatim Dorong Pertanian Indonesia Timur

Ketua GPN Hermanu Triwidodo bersama Panglima Koarmatin Laksda Darwanto SH. M.A.P (dok. gerakan petani nusantara)

Sumenep, Villagerspost.com – Indonesia perlu segera keluar dari ketergantungan atas pangan global. Saat ini Indonesia masih banyak mengimpor produk pertanian dan pangan dari negara lain. Kondisi ini tentu saja sangat disayangkan mengingat potensi sumberdaya alam yang dimiliki luar biasa. Optimalisasi potensi harus segera dilakukan terutama di wilayah Indonesia Timur. Ketahanan dan kedaulatan pangan penting segera diwujudkan untuk menciptakan ketahanan nasional.

Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto SH. M.A.P mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan alam luar biasa yang dapat dijadikan modal untuk mencapai ketahanan pangan. Dia menekankan, ketahanan dan kedaulatan pangan penting diwujudkan sebagai bagian penting dari terwujudnya ketahanan nasional.

“Harusnya kita malu dengan negara kepulauan terbesar didunia, kita masih banyak mengimpor. Kita harus bangkit supaya negara kuat, jangan sampai kita kalah dari negara lain,” kata Darwanto, dalam dalam seminar nasional pengelolaan agroekositem sehat dan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh yang digelar oleh Gerakan Petani Nusantara (GPN), Universitas Wiraraja dan didukung oleh Koarmatim di Auditorium Universitas Wiraraja, Sumenep, Jawa Timur, Sabtu (22/4).

Dia menilai, Kawasan Indonesia timur bisa dijadikan lumbung pangan Indonesia untuk mencapai katahanan dan kedaulatan pangan. Sayang pengembangan pertanian dan tata produksi di kawasan timur masih belum optimal, sistem pertanian yang dikembangkan juga masih bertumpu pada corak lama.

“Potensi Indonesia Timur sangat besar, namun masih dihadapkan pada persoalan yang kompleks, seperti letak geografis, infrastruktur dan teknologi serta pengetahuan yang masih rendah,” tambah Darwanto.

Pembangunan pertanian selama ini bertumpu di wilayah barat khususnya Jawa. Hal ini tidak hanya menyebabkan tekanan yang sangat besar pada lahan pertanian di Jawa namun juga makin besarnya risiko. “Dengan bertumpu pada satu wilayah saja, jika terjadi gagal panen maka bisa mengancam ketahanan pangan nasional,” tegas Darwanto.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Gerakan Petani Nusantara (GPN) Hermanu Triwidodo mengatakan, selama ini kita seolah lupa bahwa Indonesia Timur memiliki potensi dan peran penting dalam penyediaan pangan nasional. Namun sanyangnya perhatian, kebijakan dan program lebih banyak diarahkan di Jawa dan dibuat seragam.

“Pembangunan pertanian ke depan harus didorong ke wilayah timur. Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa seluruh bagian nusantara ini adalah lumbung pangan dan penyedia pangan. Oleh karenanya kebijakan pertanian perlu diarahkan ke wilayah timur dan tidak bisa lagi dibuat seragam,” ujar Hermanu.

Untuk memajukan produksi pertanian wilayah timur Indonesia perlu penguatan kapasitas petani, keterlibatan tenaga ahli pertanian juga diperlukan. Dengan demikian petani produksi pertanian dan kesejahteraan petani dapat meningkat.

“GPN memiliki tekad untuk mendorong lahir dan berkembangnya petani-petani ahli dari Indonesia Timur sehingga produksi dan kesejahteraan petani bisa meningkat pula. Untuk itu, GPN merasa perlu mengajak banyak pihak bergandeng tangan memajukan Indonesia timur, termasuk Koamartim,” tambah Hermanu.

Adanya kolaborasi para pihak ini menjadi kunci bagi pembangunan pertanian Indonesia Timur ke depan mengingat tantangan dan hambatan yang ada. Dengan demikian diharapkan cita-cita berdaulat pangan dapat diwujudkan. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.