Musim Buruk, Petambak Dipasena Gencarkan Revitalisasi Mandiri

Prosesi doa di atas ponton excavator menandai dimulainya proyek revitalisasi mandiri Dipasena (dok. p3uw rawajitu)
Prosesi doa di atas ponton excavator menandai dimulainya proyek revitalisasi mandiri Dipasena (dok. p3uw rawajitu)

Jakarta, Villagerspost.com – Di tengah terpaan musim kemarau akibat dampak terpaan fenomena iklim el nino, hampir semua sektor agribisnis mengalami penurunan yang signifikan, tak terkecuali usaha budidaya para petambak di kecamatan Rawajitu Timur, Lampung. Tingginya salinitas yang diperparah dengan kondisi panasnya suhu cuaca harian membuat usaha budidaya udang semakin sulit.

Namun persoalan-persoalan yang ada tidak menyurutkan semangat masyarakat di kecamatan Rawajitu Timur untuk melanjutkan program pembangunan Revitalisasi Mandiri Bumi Dipasena. Siang ini, Sabtu (31/10) puluhan petambak menggelar acara doa bersama dimulainya pengerjaan pengerukan saluran dan pintu air di Kampung Bumi Dipasena Agung. Yang menarik, dalam  acara ini para petambak menggelar doa bersama tersebut di atas ponton excavator .

Dalam sambutannya Wakil Ketua Perhimpunan Petambak Pengusaha Udang Wilayah (P3UW) Lampung Towilun menyampaikan, saat ini adalah waktunya untuk membangun dan berbenah. “Dalam kondisi sulit jika kita hanya menyalahkan maka tidak ada jalan keluar yang dapat kita lakukan. Apa yang kita mulai hari ini, harapannya dapat menjadi satu momentum baru kebangkitan semangat budidaya udang di Bumi Dipasena, revitalisasi ini akan kita lanjutkan sebagai amanah untuk kesejahteraan kita bersama,” ujar Towilun dalam pernyataan yang diterima Villagerspost.com.

Revitalisasi Mandiri Bumi Dipasena telah menjadi program P3UW Lampung bersama swadaya masyarakat di kecamatan Rawajitu Timur sejak September 2013. Hingga saat ini beberapa pencapaian telah berhasil mereka dapatkan diantaranya adalah pembelian 5 unit excavator dan ponton, 1 unit Grader dan perbaikan infrastruktur di beberapa titik dibumi dipasena.

Selain itu mereka juga berhasil melakukan pendanaan revitalisasi mandiri yang sepenuhnya dikumpulkan oleh masyarakat dengan menyisihkan Rp1000 dari setiap kilogram harga jual udang hasil. Dari kurang lebih 6500 kepala keluarga yang ada para petambak ini telah berhasil mengumpulkan pembiayaan untuk revitalisasi mandiri aset ex Dipasena Grup ini mencapai senilai Rp16 miliar.

Dalam acara doa bersama tersebut, turut serta hadir camat Rawajitu Timur Amad, S.Pd yang menyampaikan kebanggaannya kepada masyarakat dan berjanji akan melaporkan perkembangan revitalisasi mandiri kepada seluruh pihak khususnya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

“Kita semua berharap apa yang dilakukan oleh masyarakat di kecamatan Rawajitu Timur ini mendapat dukungan dan respons positif dari pemerintah daerah maupun pusat, jika semangat masyarakat mendapat dukungan lebih dari pemerintah tentunya menjadi kekuatan besar yang lebih dari cukup untuk membangun negeri ini secara mandiri,” ujar Amad.

Acara doa bersama yang  juga merupakan rangkaian pembukaan dari proyek pengerukan kanal sepanjang 1.600 kilometer ini diharapkan oleh masyarakat dapat meningkatkan produksi udang dan kesejahteraan mereka.

“Selain itu masyarakat pun berharap Program Revitalisasi Mandiri Bumi Dipasena mendapatkan respons dan keterlibatan pemerintah baik pusat maupun daerah, karena membangun kembali Bumi Dipasena adalah kewajiban mutlak pemerintah yang selama ini terabaikan,” pungkas Towilun. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.