Raskin Kualitas Jelek, Bulog Diminta Cermat Serap Beras

Stok beras di Gudang Bulog Jawa Barat (dok. jabarprov.go.id)
Stok beras di Gudang Bulog Jawa Barat (dok. jabarprov.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Tim Kunjungan Kerja Komisi IV menemukan adanya beras miskin (raskin) berkualitas jelek di Gudang Bulog Bandung, Jawa Barat. Beras itu adalah beras yang akan didistribusikan oleh Bulog Subdivre Bandung ke masyarakat. Atas temuan raskin berkualitas jelek ini, Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR Edhy Prabowo meminta agar Bulog lebih cermat menyerap beras agar bisa memberikan beras berkualitas bagi rakyat.

Edhy mengatakan, pihaknya memang sengaja mengecek pernyataan Kepala Gudang Bulog Bandung yang menegaskan bahwa jenis beras raskin yang ada sudah sesuai. Namun yang didapati ternyata beras itu tak menunjukkan ciri-ciri beras berkualitas bagus.

“Kita cek lagi, apakah jika dimasak bagus atau tidak, karena kami melihat warnanya agak kuning. Yang penting buat kami,  untuk raskin harus mengutamakan kualitas, untuk apa kita bagikan kalau akhirnya tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Edhy, Senin (20/6).

(Baca juga: Raskin Hilang, Voucher Pangan Terbilang)

Sekilas, kata Edhy, beras itu memang terlihat baik dari sisi pecahan berasnya. Hanya saja, warna beras itu agak gelap. Dari sisi ini, kata dia, meski menilai kualitas beras miskin tersebut jelek, namun masih lebih baik ketimbang temuan-temuan lain Komisi IV. “Sebenarnya ada yang lebih parah dari itu,” katanya.

Meski begitu, Edhy mengaku, tetap harus mengawasi kualitas beras yang ada di Gudang Bulog Bandung itu mengingat beras itu sebenarnya relatif baru karena baru sampai 10 hari lalu. “Intinya ada hal yang harus diperbaiki.” Bagaimanapun raskin merupakan instrumen pemerintah untuk mengintervensi terhadap pasar,” terang Edhy.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron mengatakan, persoalan kualitas beras raskin ini harus selaras dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Supaya raskin tidak identik dengan beras yang rusak, berkualitas rendah, tapi justru raskin dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin melalui ketersediaan beras yang murah.

Selain itu, kata politisi F-Partai Demokrat ini, ia menemukan tidak adanya stempel yang dicantumkan pada setiap karung beras, sebagai tanda pemasoknya darimana, kemudian mengenai komitmen terhadap beras broken dan kadar air itu dicantumkan. Padahal, setahun yang lalu setiap karung beras ada stempelnya.

“Saya juga heran kenapa kosong, apakah ini terkait dengan persoalan yang terjadi di Solo pada waktu itu, supplier keberatan untuk dicantumkan. Menurut saya stempel ini menjadi penting, selain berguna untuk pengawasan, hal ini dimaksudkan kepada seluruh supplier dan mitra kerja Bulog agar mempunyai tanggung jawab terhadap berbagai tuntutan masyarakat, terutama terhadap kualitas dari raskin,” pungkasnya. (*)

Ikuti informasi terkait raskin >> di sini <<

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.