Setelah Bawang Merah, Pemerintah Buka Impor Daging

Peternakan sapi lokal. DPR minta pemerintah kembangkan peternakan sapi lokal (dok. lampungprov.go.id)
Peternakan sapi lokal. DPR minta pemerintah kembangkan peternakan sapi lokal (dok. lampungprov.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Tekad pemerintah untuk menyetop impor pangan menjelang bulan puasa dan lebaran rontok juga. Setelah mengumumkan akan mengimpor bawang merah sebanyak 2500 ton dengan alasan menjaga kestabilan harga, pemerintah juga mengumumkan akan membuka kran impor daging sapi. Impor akan dilakukan oleh PT Berdikari (Persero).

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah membuka impor daging beku sebanyak 10 ribu ton demi menekan harga saat Ramadan dan Idul Fitri. “Sedang dalam proses impornya. Sudah dibuka. cuma lagi proses,” kata JK di Hotel Bidakara, Kamis (26/5).

JK menerangkan, impor daging beku ini dilakukan untuk menambah stok daging dalam negeri agar bisa menekan harga. “(Daging sapi diimpor) dari semua negara yang bebas penyakit, Australia atau negara lain yang bebas penyakit,” tegas JK.

(Baca juga, DPR: Hapus Pola Pikir Serba Impor)

Wapres menilai, di tengah situasi seperti menjelang Ramadan dan lebaran dimana permintaan bahan pokok meningkat, kebijakan impor tak masalah untuk dilakukan untuk menambah suplai dalam negeri. “Kalau dibutuhkan iya,” kan memang selama ini masih impor,” ujarnya.

JK menerangkan, sebenarnya kebutuhan bahan pangan pada masa-masa tersebut tidak akan berbeda dengan hari biasa. Hanya saja, khusus untuk daging sapi, menjelang lebaran biasanya akan melonjak permintaannya.

“Itu pun terbatas juga yang masalah, apakah itu daging, ayam, telur atau yang dibutuhkan secara bersamaan,” ungkapnya.

Sebelumnya, dalam rapat terbatas terkait stabilitas harga pangan, Presiden Joko Widodo memang sudah meminta agar harga daging sapi bisa ditekan ke angka Rp80.000/kg, saat Ramadan dan Idul Fitri. Saat itu, impor menjadi salah satu pilihan strategi untuk bisa menekan harga.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengemukakan, presiden telah menekankan kepada para menteri untuk bisa menekan harga, terutama komoditas tertentu seperti daging, minyak goreng dan beras. “Daging misalnya, sekarang sekitar Rp120 ribu per kilogram, presiden minta untuk diturunkan pada saat Ramadan dan lebaran di bawah Rp80 ribu/kg,” kata Pramono kepada wartawan usai Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Pramono, beberapa waktu lalu.

Untuk itu, pemerintah akan mempermudah berbagai perizinan untuk menambah stok komoditas tersebut. Yang mempersulit izin, memperlama izin, lanjut Seskab, Presiden telah memerintahkan untuk diganti, dicopot.

“Jadi tidak boleh bermain-main dengan hal yang berkaitan dengan ketersediaan untuk masyarakat dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, dan juga Idul Fitri,” tegas Pram.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, selain beras, daging, dan minyak, ada juga beberapa komoditi lain yang tidak sepenting beras, tetapi sangat banyak digunakan di rumah tangga yang harganya juga agak naik hari-hari ini.

Komoditi itu, kata Darmin, adalah bawang putih, bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit. Itu karena harganya juga sedang meningkat. “Itu diminta oleh Presiden untuk mulai dikendalikan dan dicarikan jalannya, apakah ini persoalan logistik, apakah ini persoalan pasokannya yang betul-betul kurang, itu harus dicari jalan untuk mengatasinya,” ujar Darmin. (*)

Ikuti informasi terkait impor pangan >> di sini <<

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.