Setya Novanto: Kebijakan Pangan Pemerintah On the Track

Petani mengangkut hasil panen. (dok. kedaulatanpangan.net)

Jakarta, Villagerspost.com – Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, kebijakan pangan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini sudah tepat alias on the track. “Kita bersyukur, Indonesia mampu menghadapi perubahan ikim dengan baik, Terbukti kita mampu melewati ancaman El Nino pada 2015 dan La Nina pada 2016, sehingga tidak ada paceklik. Bahkan produksi pangan meningkat,” kata Novanto dalam siaran pers tekait peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada hari ini, Senin (16/10).

Novanto mengatakan, keberhasilan pemerintah terlihat dari naiknya produksi sejumlah komoditas pada tahun 2015 hingga 2016. Antara lain, produksi Padi naik 11 persen, jagung naik 21,8 persen, daging sapi naik 5,31 persen, daging ayam naik 9,4 persen, telur ayam naik 13,6 persen. “Masih banyak lagi kenaikan di berbagai komoditas lainnya,” ungkap Novanto.

Ketua Umum Partai Golkar ini menegaskan, adanya perubahan iklim dan perang yang terjadi di berbagai negara, telah meningkatkan kelaparan dunia. PBB mencatat 20 juta orang lebih menghadapi kelaparan karena perang dan kekeringan di Sudan Selatan, Nigeria, Somalia, dan Yaman.

Sebelumnya, UNICEF juga memperingatkan ada 1,4 juta anak-anak dunia berpotensi mati kelaparan tahun ini. “Dunia harus melihat ini sebagai warning. Kita sudah sepakat untuk mencapai nol kelaparan pada 2030, sesuai salah satu tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati pada tahun 2015,” tegas Novanto.

Karena itu, Novanto mengajak seluruh elemen masyarakat dunia meningkatkan kesadaran dan tindakan pentingnya penanganan masalah pangan seperti kelaparan, jaminan keamanan pangan dan ketersediaan makanan bergizi. Sementara itu, menghadapi situasi pangan di dalam negeri, menurutnya DPR telah mendukung penuh program Reforma Agraria dan Redistribusi Aset yang digulirkan Presiden Joko Widodo.

“Pemerintah telah menyiapkan 12,7 juta hektare lahan melalui Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, serta 9 juta hektare lahan melalui Badan Pertanahan Nasional untuk dimanfaatkan masyarakat melalui Program Reforma Agraria dan Redistribusi Aset. Program ini akan mengurangi ketimpangan struktur agraria, konflik agraria, impor pangan, kelaparan, dan kemiskinan di Indonesia,” paparnya.

Novanto juga menyampaikan, DPR mendukung peningkatan anggaran pangan dari Rp67,3 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp103,1 triliun di tahun 2017. Peningkatan hampir 53,2 persen. Rating Food Sustainability Index (FSI) kita juga berada di rangking 16 dengan skor 53,87. Mengungguli China, Amerika Serikat, dan India.

Saat ini, kata Novanto, produksi padi nasional 2016 mencapai 79,14 juta ton yang artinya naik dari 75,39 juta ton pada 2015. “Ini tertinggi sejak Indonesia merdeka, sehingga kita tak lagi mengimpor beras medium,” ujarnya.

Selain itu, kata Novanto, pemerintah juga melakukan perbaikan irigasi sebanyak 3,05 juta hektare telah dikerjakan dalam kurun waktu 1,5 tahun dari target 3 tahun. Kesejahteraan petani juga naik dibuktikan dengan penurunan kemiskinan di desa sebesar 0,01 persen, peningkatan Nilai Tukar Petani sebesar 101,7 dan peningkatan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 109,8.

“Indeks Ketahanan Pangan Global naik 2,7 poin dan peringkat ketersediaan pangan Indonesia meningkat ke 66. Artinya, kebijakan pangan era Presiden Joko Widodo sudah on the track,” tutup Novanto. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.