Aksi Tagih Janji Jokowi-JK Sejahterakan Petani-Nelayan

Aksi aktivis Aliansi untuk Desa Sejahtera tagih janji Jokowi-JK sejahterakan petani-nelayan di Istana Negara (dok. ADS)
Aksi aktivis Aliansi untuk Desa Sejahtera tagih janji Jokowi-JK sejahterakan petani-nelayan di Istana Negara (dok. ADS)
Para aktivis juga mengkampayekan kesadaran mengkonsumsi pangan lokal (dok. ADS)
Para aktivis juga mengkampayekan kesadaran mengkonsumsi pangan lokal (dok. ADS)
Para aktivis menyerukan pemerintah benar-benar mewujudkan kedaulatan pangan (dok. ADS)
Para aktivis menyerukan pemerintah benar-benar mewujudkan kedaulatan pangan (dok. ADS)
Imbauan sejahterakan nelayan dan menyetop proyek reklamasi yang menimbun tempat ikan berkembang biak (dok. ADS)
Imbauan sejahterakan nelayan dan menyetop proyek reklamasi yang menimbun tempat ikan berkembang biak (dok. ADS)

Jakarta, Villagerspost.com – Memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada hari ini, Jumat 16 Oktober, para aktivis yang tergabung dalam Aliansi untuk Desa Sejahtera (ADS) menggelar aksi tagih janji Jokowi-JK di depan Istana Negara Jakarta. Dalam aksi itu, para aktivis membentangkan berbagai poster dan imbauan agar pemerintah memenuhi janji untuk menyejahterakan petani dan nelayan.

Koordinator ADS Tejo Wahyu Jatmiko mengatakan, Presiden Jokowi saat kampanye lalu telah berjanji untuk memberikan perlindungan ekonomi, politik, sosial dan budaya kepada penghasil pangan skala kecil serta memberdayakannya demi tercapainya kesejahteraan dan kedaulatan pangan bangsa ini. Karena itulah, setahun pemerintahan berjalan, menjadi saat yang tepat untuk menagih janji tersebut.

Aliansi untuk Desa Sejahtera dan juga para relawan muda dari kelompok SHOUT menyuarakan keprihatinan mereka atas minimnya perlindungan terhadap 26 juta keluarga petani dan 2,2 juta nelayan tradisional. Itu dapat terlihat dari semakin berkurangnya lahan produksi sebesar 110 ribu hektare lahan pangan/tahun atau pun wilayah tangkap dan pemijahan ikan akibat konversi dan reklamasi.

Selai itu, pemerintah juga gagal mengidentifikasi peran penting perempuan dalam sistem produksi pangan, terutama di perikanan. Padahal, petani, nelayan, pekebun, pembudidaya merupakan bagian terpenting dari cita-cita kedaulatan pangan.

FAO menyebutkan bahwa keluarga petani (pertanian, kehutanan, perikanan tangkap dan budidaya, peternakan)merupakan penghasil pangan dunia. Dari 570 juta pertanian, 500 juta dimiliki oleh keluarga petani di seluruh dunia. Mereka menghasilkan 57% produksi pangan di dunia. Ironisnya, di Indonesia justru dalam kurun 2003-2013  profesi petani semakin terpinggirkan. Data mengungkaplan slama 10 tahun itu 5,07 juta rumah tangga petani hilang. (Foto-Foto: Dok. Aliansi untuk Desa Sejahtera)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.