Pertanian Konservasi Masuk SMK Pertanian Wewewa Timur
|Sumba Barat Daya, Villagerspost.com – Dalam mengaplikasikan Pertanian Konservasi Selaras Alam (PKSA), Yayasan Pengembangan Kemanusiaan Donders bekerja sama dengan organisasi pangan dunia FAO, kini menerapkan juga sistem pertanian yang ramah lingkungan itu kepada para siswa SMK Negeri 1 pertanian di Wewewa Timur, kabupaten Sumba Barat Daya.
“Pola Konservasi tidak saja kepada kelompok tani di desa-desa, namun sangat penting juga buat anak-anak SMK Pertanian, sebab mereka nantinya akan menjadi petani muda di Pulau Sumba ini,” kata Direktur YPK Donders Pater Mike M. Keraf, di kantonya daerah Waitabula, Sumba Barat Daya, beberapa waktu lalu.
Masuknya program pertanian konservasi ini disambut baik oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMKN 1 Pertanian Wewewa Timur, Baltasar Bili Ngongo S.Pd. “Dengan adanya kegiatan praktik langsung pertanian konservasi dari YPK Donders akan menjadi bekal tersendiri bagi siswa setelah mereka lulus nanti, saat terjun ke masyarakat,” ujarnya.
Selama tiga bulan para siswa ini belajar teknik dan cara pertanian konservasi selaras alam dibimbing langsung oleh staf lapangan YPKDonders. “Mereka belajar praktik cara buat lobang permanen, sistem alur, pembuatan pupuk organik hingga menghitung hasil produksi dengan cara ubinan,” Liu Kulla sebagai staf YPK Donders menjelaskan.
Seorang siswi bernama Margareta mengaku senang dengan adanya praktik pertanian konservasi ini. “Apabila dibandingkan dengan pola biasa, hasil PKSA jauh lebih unggul, semoga setelah lulus nanti bisa diterapkan di kampung bersama orang tua,” harapnya.
Salah seorang guru di SMKN 1 Wewewa Timur Sarah Lince mengatakan, sudah selayaknya anak-anak SMK Pertanian diberikan praktik langsung di lapangan, tidak melulu dijejali teori dalam ruangan kelas. Dengan begitu saat mereka lulus, sudah memiliki pengangan untuk bisa langsung terjun di masyarakat.
“Sebagian besar merupakan anak petani, pasti akan kembali ke orang tuanya, semoga dengan mengikuti pertanian konservasi selaras alam akan jadi pengetahuan bagi para siswa dan bisa mempraktikkannya, terlebih ini kan tidak pakai bahan-bahan kimia, sangat ramah lingkungan,” ungkap Sarah Lince.
“Ketahanan pangan suatu daerah harus didasari oleh pengetahuan petaninya terlebih dahulu,” pungkas Ayub Ady Kiuk, koordinator PKSA dari Donders, saat melakukan panen jagung di lahan praktik SMK Negri 1 Wewewa Timur.
Laporan/Video: Rahmat Adinata, Petani Organik, Anggota Gerakan Petani Nusantara
Lebih lanjut dikatakannya bahwa BPTP Sulawesi Tengah dan SMK Pertanian Toribulu serta SMK lainnya di Sulawesi Tengah merupakan satu kesatuan mata rantai yang saling membutuhkan. BPTP Sulawesi Tengah berupaya menularkan inovasi teknologi pertanian yang telah dihasilkan melalui para siswa, dan para siswa merupakan media potensial dalam mentransfer inovasi teknologi di lingkungannya masing-masing,khususnya kepada para petani di wilayah pedesaan.