Siti Masyitoh: Meraup Rezeki Bisnis Bibit Kentang
|Bandung, Villagerspost.com – Bibit atau benih merupakan kunci atau rohnya petani, sebab jika petani tidak memiliki bibit yang kesinambungan, budidaya akan tergganggu. Siti Masyitoh, seorang petani dari desa Sukamanah, Pangalengan, Kabupaten Bandung, dengan jeli melihat peluang meraup rezeki dari pengadaan benih atau bibit kentang ini. Karena itu, Siti pun kemudian mengembangkan usaha penyediaan bibit kentang yang banyak dibudidayakan di dataran tinggi Pangalengan.
Usaha ini, dinilai Siti Mayitoh sangat menguntungkan, karena harganya yang relatif tinggi. “Untuk saat ini harga pasaran bibit kentang cukup mahal, ada dikisaran rata-rata Rp22.000 per kilogram,” Kata Siti Masyitoh, kepada Villagerspost.com, beberapa waktu lalu.
Harga bibit, kata dia, memang juga tergantung kualitasnya. “Itu juga tergantung ukuran besar dan kecilnya kondisi bibit. Ada ukuran SS, M dan L,” tambahnya.
Menurutnya,bibit kentang dari Pangalengan selain untuk petani setempat biasa dijual atau dikirim hampir ke seluruh petani kentang yang ada di Indonesia. “Tapi bibit yang dikirim keluar masuk kategori G-3 atau G-4 (benih generasi ketiga dan keempat yang berkualitas baik-red),” kata ibu empat anak ini menjelaskan.
Kebutuhan bibit kentang untuk setiap hektare-nya sangat bervariasi dan ditentukan oleh ukuran bibit yang mau dibudidayakan. Andai menggunakan ukuran SS, membutuhkan sekitar 800 kg bibit, ukuran M sekitar 1.800 kg sedang ukuran L bisa mencapai 2.300 kg. “Jadi harga tersebut selalu berubah sesuai dengan permintaan pasar dan bentuk bibit dari segi ukurannya,” pungkasnya.
Laporan/Video: Rahmat Adinata, Petani Organik, Anggota Gerakan Petani Nusantara