Sukses Bertanam Tembakau di Lahan Kering Ala Petani Pati

Pati, Villagerspost.com – Memasuki musim tanam kedua (MT II), Sudargo, Petani asal Desa Ronggo, Pati, Jawa Tengah, mencoba mengembangkan tanaman tembakau, alih-alih bertanam padi, mengantisipasi kekeringan yang parah yang melanda desanya. Langkah itu diambil Sudargo, mengikuti langkah kebanyakan petani di Desa Ronggo yang banyak beralih menanam tembakau pada masa-masa kesulitan air.

Tanaman tembakau memang terkenal tahan kering dan tidak memerlukan banyak air untuk tumbuh. Meski terhitung pemula dalam bertanam tembakau, Sudargo ternyata mampu mengembangkan tanaman tembakaunya dengan lebih baik dibandingkan petani lainnya.

“Saat ini tanaman sudah berusia sebulan, dan menurut kawan-kawan, tanaman saya paling baik, karena yang lain tembakaunya banyak yang daunnya keriting,” ujarnya, lewat video yang dikirimkan kepada Villagerspost.com, Minggu (21/7).

Sudargo memang mempraktikkan cara tanam tembakaunya sendiri dengan teknik penyiraman minimal diselangi dengan proses pemupukan. “Jadi sekali disiram dengan air, kemudian dilakukan pemupukan, langkah ketiga pemupukan lagi, dan keempat disiram kembali yang alhamdulillah, kemarin tidak perlu disiram sendiri karena ada hujan yang meski tidak besar tetapi lumayan membasahi,” Sudargo

“Selebihnya tidak disiram bukan karena tidak dirawat tetapi karena airnya tidak ada, sumurnya tidak begitu memenuhi syarat. Jadi mengikuti apa yang terjadi, alhamdulillah, umur 1 bulan tembakau saya tumbuh baik sementara kawan-kawan banyak yang daun tembakaunya keriting,” kata Sudargo.

Sudargo berbagi tips merawat tanaman yang masih berusia muda tersebut. Dia mengatakan, lahannya diolah sangat sederhana saja, yaitu tanah yang sudah kering dibongkar pada area yang mengalami retakan, kemudian ditugal untuk ditanami bibit tembakau. Kemudian, penyiraman tanaman dilakukan pertama kali pada usia tanaman 1p hari. Kemudian, pada usia 15 hari tanaman diberi pupuk untuk peryama kali. Pemupukan berikutnya dilakukan di usia tanaman 25 hari.

“Jelang satu bulan kemudian disiram kembali, kemarin kebetula ada hujan. Hasilnya, lumayan baik meski masih harus menunggu,” katanya. Proses tersebut, bisa diulangi hingga tanaman tembakau siap dipanen pada usia 90-100 hari.

Selain itu, kata Sudargo, dia tidak menanam satu jenis tembakau di lahan tersebut. Dari 7.500 pohon, setidaknya ada tiga varietas yang ditanam yaitu gilang mancung (cirinya beraun panjang), gilang gempol (berdaun lebar) dan gilang nongko yang berdaun bulat. “Untuk yang super ini varietas gilang mancung, rasanya manis, baunya wangi,” kata Sudargo.

Video: Sudargo, Petani Desa Ronggo, Jaken, Pati, Jawa Tengah, Jurnalis Warga untuk Villagerspost.com

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.