Tembakau Jadi Andalan Petani Pati di Masa Pandemi

Pati, Villagerspost.com – Di masa pandemi Covid-19 ini, para petani di Desa Ronggo, Kecamatan Jaken, Pati, Jawa Tengah, mengalami kesulitan untuk bisa bertahan dari bertani. Namun kesulitan ini tak membuat Sudargo, salah seorang petani di desa tersebut, menyerah.

Dari pengalamannya, Mas Dargo–demikian dia biasa disapa–berupaya menemukan tanaman andalan baru yang bisa dibudidayakan di lahan kering di pinggiran hutan milik Perhutani. Dia pun kemudian mencoba membudidayakan tembakau di lahan tersebut.

Mas Dargo juga kemudian mengajak kawan-kawan petani lainnya untuk bergerak memanfaatkan lahan kering seluas 0,75 hektare untuk ditanami tembakau. Dia ingin membuktikan, lahan kering bisa menghasilkan tembakau yang baik, dan meyakinkan kawan-kawannya yang gagal bertanam tembakau di lahan basah (sawah) agar tidak menyerah.

“Kawan-kawan petani kami bergerak tanpa kata, memberi bukti bahwa lahan kering di atas perbukitan di lahan Perhutani masih bisa untuk mengadu nasib dan memberi harapan untuk tersenyum di tengah banyak gagalnya kawan-kawan petani yang bertanam tembakau di lahan dataran basah,” kata Mas Dargo, kepada Villagerspost.com.

“Bertanam tembakau ini ternyata terbukti bisa menjadi alternatif di tengah sulitnya mencari solusi keberlangsungan ekonomi pertanian di tengah masa pandemi seperti ini,” tambah Mas Dargo.

Dari lahan seluas itu, para petani mampu memanen tembakau sebanyak 50 kilogram sekali panen. Hasil itu, kata Mas Dargo bisa lebih baik lagi karena dengan tingginya curah hujan, tembakau yang berhasil dipanen hanya seluas 0,50 hektare.

Modal bertanam tembakau mencapai Rp5 juta. “Untuk tenaga kita kerjakan sendiri, sebagian dari jasa buruh,” ujarnya.

“Masa panen bila sudah petik daun awal setiap satu minggu atau 5-6 hari pasti panen terkadang empat hari sekali juga panen,” tambah Mas Dargo.

Untuk pengolahan, setelah selesai dipetik, daun-daun tembakau didiamkan selama dua hari dua malam agar matang kekuningan. “Setelah itu baru kita rajang, terus kita jemur di anjang bambu, setelah kering kita simpan di dalam plastik dan diletakkan di gudang,” papar Mas Dargo.

Untuk penjualan tembakau yang sudah diolah itu, petani tak perlu khawatir. Mereka telah menjalin kerja sama dengan PT Sadhana Arifnusa. “Kita menjual dengan harga yang menguntungkan, karena harga ditetapkan sesuai kesepakatan dua belah pihak,” ujar Mas Dargo.

Dia bersyukur hasil panen perdana ini berjalan cukup baik. “Alhamdulillah bisa menjawab keragu-raguan kawan-kawan yang lain. Kini mereka menanam dengan penuh semangat,” tegasnya.

Hanya saja masih ada tantangan yang harus dihadapi para petani. “Tantangannya karena sulitnya air. Tapi kami berharap keberhasilan ini bisa menggerakkan kawan-kawan yang masih ragu dan takut gagal,” pungkas Mas Dargo.

Editor: M. Agung Riyadi
Video: Sudargo Ronggo, petani asal Desa Ronggo, Kecamatan Jaken, Pati, Jawa Tengah

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.