Tiga Pemuda Mencari Ilmu Bertani Hingga ke Sumba
|Waingapu, Villagerspost.com – Tuntutlah ilmu bertani organik hingga ke Sumba, begitu mungkin pepatah yang pas untuk menggambarkan petualangan tiga pemuda mahasiswa Universitas Tribuana Tungga Dewi (UNITRI) Malang, yang rela “mudik” ke Waingapu, Sumba Timur untuk melakukan praktik pertanian organik. Ketiga mahasiswa itu adalah Marniaty Remindau, Janeaty Bangu Kahi, dan Roy Umbu Hulung.
Marni dan Athy (panggilan akrab Janeaty Bangu Kahi), adalah warga asli Sumba Timur tepatnya dari wilayah Mauliru. Sedangkan Roy berasal dari Waikabubak Sumba Barat. Belajar jauh-jauh ke Malang, ketiganya kembali untuk melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) pertanian organik di Sumba Timur di Yayasan Radio Komunitas Max Waingapu.
Selama melaksanakan PKL, mereka dibimbing oleh Fazrin Rizky Organik dari Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu. Ketiga mahasiswa UNITRI Malang ini, belajar tentang pertanian ekologis yang ramah lingkungan seperti pengolahan lahan, pola persemaian yang memanfaatkan bahan bahan lokal sebagai media tempat biji semai, pembuatan pestisida organik, pupuk organik dan belajar tentang paket ekologi tanah yang sederhana.
Bagi Marni, pengalaman ini sangat menarik, lantaran awalnya pertanian khususnya program studi agroteknologi yang dipelajarinya, sejatinya bukanlah pilihan pertama saat masuk UNITRI. “Awalnya daftar di jurusan keperawatan, namun karena tidak lolos akhirnya coba -coba masuk di pertanian. Padahal sebelumnya tidak terlintas sedikit pun, namun setelah merasakan praktik-praktik cerdas dalam kegiatan PKL ini, saya mulai menikmatinya dan itu mampu mengubah pola pikir,” ujarnya, Selasa (27/2).
“Kami hanya bertiga saja dalam melaksanakan PKL ini di Pulau Sumba. Banyak yang kami pelajari dalam praktik kerja lapangan ini, yang selama ini tidak pernah ada di bangku perkuliahan,” timpal Athy.
Sementara itu, Roy mengatakan, waktu sebulan yang diberikan melakukan praktik (praktik akan berakhir pada 24 Maret mendatang) tidak mencukupi. “Sebetulnya untuk ukuran waktu tidak cukup, namun demikian kami bertiga sudah mengetahui beberapa hal dalam praktik langsung tentang pertanian organik di Pulau Sumba ini,” imbuhnya.
Baik Marni, Athy dan Roy berharap, pertanian di Pulau Sumba akan mengalami kemajuan secara pesat. “Warga di Pulau Sumba ini sebagaian besar petani hanya yang perlu ditingkatkan adalah sumber daya petaninya. Jika sudah lulus nanti pasti kami akan kembali,” tegas Roy, yang diiyakan juga oleh teman-temannya.
Laporan/Video: Rahmat Adinata, Praktisi Pertanian Organik, Anggota Gerakan Petani Nusantara, Jurnalis Warga untuk Villagerspost.com