70 Persen Terumbu Karang Indonesia Rusak

Kekayaan terumbu karang Indonesia (dok. wwf.or.id)
Kekayaan terumbu karang Indonesia (dok. wwf.or.id)

 

 

 

Jakarta, Villagerspost.com – Indonesia boleh saja menjadi pusat segitiga terumbu kerang (coral triangle) dengan keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa. Julukan mega biodiversity country menggambarkan kekayaan hayati laut Indonesia bagaikan amazon of the sea.

Di samping pesona bawah laut di beberapa daerah yang sangat indah, di sebagian lain kondisi terumbu kerang Indonesia menghadapi tekanan yang sangat berat. Sayangnya, kekayaan hayati ini justru kerap diabaikan sehingga akhirnya mengalami kerusakan.

“Saat ini kondisi terumbu kerang yang masih baik hanya 30 persen, sedang sisanya 70 persen dalam kondisi rusak dan rusak berat,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam Seminar Nasional Penyelamatan Terumbu Kerang di Markas Besar Marinir, Jakarta, Jumat (7/8) seperti dikutip kkp. go.id.

Hal tersebut menurutnya, terjadi akibat banyaknya kegiatan yang dapat merusak terumbu karang, seperti penggunaan bom, potassium dan pencemaran sampah serta aktivitas lainnya. Serta disebabkan kurangnya kesadaran untuk melestarikan lingkungan menambah berat tekanan terumbu kerang.

“Aksi penyelematan terumbu kerang diharapkan mampu menyelamatkan potensi kekayaan laut Indonesia melalui upaya melindungi, melestarikan dan memanfaatkan sumber daya terumbu karang secara berkelanjutan. Selain itu untuk menjamin kelestarian dan keanekaragaman hayatinya untuk generasi saat ini maupun yang akan datang,” tegas Susi.

Untuk itu, pihak KKP menggandeng TNI AL untuk bergerak bersama melakukan penyelamatan terumbu karang. Aparat TNI AL, khususnya dari korps marinir nantinya akan bekerjasama dengan aparat KKP untuk menindak para pelaku perusakan sekaligus menjaga terumbu karang.

Susi mengatakan, seluruh jajaran di KKP sangat berkomitmen terhadap pengelolaan terumbu karang dan kawasan perairan terutama di era Kabinet Kerja Presiden Jokowi saat ini. Komitmen itu ditujukan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat dalam pengelolaan kekayaan laut.

“Upaya ini diharapkan dapat mengukuhkan kedaulatan atas keanekaragaman dan kekayaan laut Indonesia sebagai modal pembangunan masa depan bangsa dan mewujudkan cita-cita menjadi poros maritim dunia,” ujar Susi.

Lebih jauh, kata dia, diharapkan dapat menegakkan kedaulatan wilayah NKRI untuk meluruskan arah pembangunan nasional dengan paradigma kelautan (ocean-baseddevelopment) yang turut menentukan dinamika maritim di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Salah satu upaya menyelamatkan potensi kekayaan laut Indonesia adalah dengan melindungi, melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya terumbu karang secara berkelanjutan serta menjamin kelestarian dan keanekaragaman hayatinya. Tak hanya itu, menetapkannya sebagai ekosistem penting habitat esensial sumberdaya ikan dan kawasan konservasi perlu dilakukan untuk generasi saat ini maupun yang akan datang.

Selain itu, upaya penyelamatan yang dilakukan secara global juga diharapkan dapat memperkuat kerjasama internasional yang telah dilakukan Indonesia bersama negara-negara Coral triangle. Upaya ini juga diperkuat dengan Komitmen Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan terumbu karang dan Konservasi Kawasan Perairan di tingkat internasional.

Luas kawasan konservasi laut Indonesia saat ini mencapai 16,45 juta hektare dan akan memiliki 20 juta ha Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil pada tahun 2020. Komitmen ini dideklarasikan melalui Forum Conference of the Parties Convention on Biological Diversity (COP CBD) di Brazil tahun 2006 dan dipertegas pada World Ocean Conference (WOC) tahun 2009 di Manado.

Indonesia juga mendukung semangat “Coral Triangle Initiative” oleh enam kepala negara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon. “Indonesia berkomitmen melaksanakan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang, saat ini telah berada pada fase pelembagaan melalui Program COREMAP-CTI,” tegas Susi.

Dalam kesempatan itu, Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi menyampaikan, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh TNI AL adalah Kegiatan SOLL (Save Our Littoral Life). Kegiatan ini merupakan wujud implementasi pengabdian Korps Marinir TNI AL untuk mendinamisasikan terciptanya kekuatan yang sinergis dalam pelestarian ekosistem pesisir Indonesia sekaligus mendukung kebijakan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Kegiatan ini juga merupakan pelaksanaan tugas TNI yaitu Operasi Militer Selain Perang (OMSP),” ujarnya.

Dengan mendapat dukungan Menteri Koordinator Maritim dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Korps Marinir dan komponen bangsa lainnya program ini akan melakukan penanaman satu juta bibit terumbu karang di daerah seluas 100 hektare di 51 lokasi penanaman dengan 243 titik penanaman. Kegiatan penanaman bibit terumbu karang ini dimulai sejak Mei 2015.

Hingga Juli 2015, TNI AL telah menanam lebih dari 400.000 bibit terumbu karang dengan luas kawasan tanam lebih dari 30 hektar di berbagai tempat. Sejumlah pantai di daerah Jawa Timur menjadi lokasi penanaman, seperti Pantai Labuhan Brondong di Lamongan, Pantai Delegan di Gresik, Pantai Desa Gisik Cemandi Sedati, Pantai Pasir Putih dan Pantai Bama di Sidoarjo.

Berbagai daerah lainnya yang menjadi lokasi penanaman adalah Pantai Riang Desa Tawiri Ambon, Pantai Labuan Banten, Pantai Teluk Ratai Lampung, Pantai Tugu Trikora Selat Lembeh Bitung Sulawesi Utara, Kawasan Kep Seribu, Pantai Ketapang Teluk Pandan Lampung, Pantai Melur Batam Kepulauan Riau, Pulau Berhala Sumatera Utara, Pantai Tanjung Lesung Banten, Pantai Kadingareng Sulawesi Selatan, dan Pulau Weh.

Selain itu, Korps Marinir TNI AL melalui kegiatan SOLL mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya para pemuda untuk peduli dan kembali ke laut, menyelamatkan terumbu karang sebagai jaminan ketahanan protein bangsa, dengan melakukan rehabilitasi terumbu karang menggunakan metode transplantasi bersama masyakarat.

Satgas SOLL juga mengkampanyekan pentingnya memelihara terumbu karang Indonesia, mengedukasi masyarakat untuk “Kembali Melihat Laut, Tidak Membelakangi Laut”. “Korps Marinir TNI AL berupaya mengimplementasikan program nyata pemerintah terhadap kebijakan strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” pungkas Laksamana Ade Supandi. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.