Andalkan Pertanian dan Wisata, 2036 Indonesia Bebas Dari Middle Income Trap
|
Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, prioritas pembangunan ekonomi Indonesia di masa depan terfokus pada tiga sektor, yaitu pertanian, industri manufaktur, dan kepariwisataan. “Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Indonesia diproyeksikan menjadi kekuatan ekonomi nomor 5 di dunia, dengan rata-rata pendapatan per kapita penduduk sebesar US$23.199 per tahun,” ujar Bambang, di acara ‘Global Network Week’ di FEB UI, Jakarta, Senin, (14/10).
Dalam paparan yang berjudul: “Sustainable and Inclusive Tourism Development in Indonesia Hilight From The Draft of RPJMN 2020–2024“, Bambang mengemukakan, pertumbuhan ekonomi pada periode 2020–2025 ditargetkan sebesar 6%. Kemudian di periode 2025–2030 perekonomian tumbuh di angka 6,2%. Periode 2030–2035 ekonomi tumbuh di angka 5,9%, dan mulai tahun 2036 Indonesia akan terbebas dari Middle Income Trap (MIT) dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi 5,6% sampai tahun 2040. Sementara periode 2040-2045 rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%.
Bambang menerangkan, pada tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 319 juta jiwa. Dari jumlah itu, 72,8 juta di antaranya tinggal di perkotaan. Sedangkan angka harapan hidup di tahun 2045 mencapai 75,5 tahun. “Untuk mewujudkan ‘Indonesia Emas 2045’, Indonesia harus mampu memanfaatkan bonus demografi yang akan terjadi pada periode 2025 sampai 2040, di mana penduduk usia produktif mencapai 74% dari jumlah penduduk.
Pembangunan ekonomi di sektor-sektor primer, seperti pangan dan energi, akan dilakukan pengintegrasian mulai dari hulu sampai hilir. Sedangkan di sektor manufaktur, akan didorong untuk terus meningkatkan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara sektor jasa diupayakan agar memiliki nilai tambah yang tinggi.
Pada waktu bersamaan, Indonesia akan terus aktif berpartisipasi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dengan menerapkan Green Development yang ditandai dengan upaya penurunan jumlah emisi gas buang (Chloro Fluoro Carbon, CFC), dengan tetap menjaga keamanan pangan, energi, dan air bersih.
Mengenai pembangunan kepariwisataan, Bambang Brodjonegoro mengemukakan, Pemerintah telah menetapkan target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 21,6 juta wisatawan, tahun 2025 sebanyak 31,8 juta, tahun 2030 sebanyak 42,8 juta, tahun 2035 meningkat jadi 57,5 juta, dan tahun 2040 sebanyak 65,1 juta. Pada tahun 2045 kunjungan wisatawan mancanegara ditargetkan mencapai 73,6 juta. “Karena itulah Pemerintah juga telah menetapkan 10 wilayah tujuan wisata unggulan yang disebut Bali Baru,” tegas Bambang.
Menteri Bappenas menambahkan, Pemerintah juga akan menerapkan paradigma baru dalam pembangunan kepariwisataan. Pada periode 2015–2019 targetnya adalah peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Namun mulai 2020, targetnya menjadi peningkatan nilai tambah dari kepariwisataan.
Target utama pembangunan kepariwisataan dengan paradigma baru itu meliputi, pertama, devisa yang dihasilkan dan nilai tambah kepariwisataan. Kedua, pembangunan daerah tujuan wisata, industri, dan kesiapan masyarakat pariwisata. Ketiga, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kepariwisataan. Keempat, meningkatkan kapasitas daya dukung lingkungan hidup. Kelima, mempromosikan dan meningkatkan daya saing kepariwisataan Indonesia.
Menteri Bambang menjelaskan lebih detail, pada tahun 2018 jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 15,8 juta, menghasilkan devisa sebesar US$19,3 miliar, dengan kontribusi terhadap PDB 4,8%. Pada tahun 2024, jumlah kunjungan akan menjadi 26 juta, menghasilkan devisa US$28 miliar, dan share ke PDB menjadi 5,5%.
Editor: M. Agung Riyadi