Aplikasi MFish Bekali Nelayan Melaut
|
Jakarta, Villagerspost.com – Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika serta sebuah perusahaan provider di Indonesia mengembangkan aplikasi MFish untuk membekali nelayan dengan berbagai informasi sebelum pergi melaut. Melalui aplikasi ini, nelayan bisa mendapatkan berbagai informasi pokok untuk bekal melaut, seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, cuaca secara umum, lokasi keberadaan plankton, juga penunjuk arah pulang.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan, aplikasi digital mFish memberi bukti bahwa teknologi digital memiliki manfaat bagi siapa saja. Termasuk untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kecil di pelosok daerah sehingga mampu memajukan perekonomian rakyat. “Seperti itulah visi pemerintah yang memang hendak menggerakkan industri digital nasional untuk bersama mendukung percepatan pembangunan,” katanya seperti dikutip kkpnews.go.id, Rabu (10/2).
(Baca Juga: Kekayaan Laut Belum Diikuti Kesejahteraan Nelayan)
MFish dirancang bagi nelayan, untuk meningkatkan prodktivitas dalam menangkap ikan. Oleh karena itu, kata Rudiantara, pihaknya terus mendorong penerapan teknologi digital tersebut sehingga bisa berperan meningkatkan kualitas hidup masyarakat kecil di pelosok daerah. “Pemerintah yang memang hendak menggerakkan industri digital nasional untuk bersama mendukung percepatan pembangunan,” ujarnya.
Dalam mengembangkan MFish, lanjut Rudi, pihaknya menyediakan telepon selular pintar bagi para nelayan, misalnya dengan menggunakan produk dalam negeri. Demikian juga untuk penyediaan data terkait cuaca, pihaknya memanfaatkan data-data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Karena itu MFish juga membantu mereka dari sisi keselamatan, budidaya perikanan, harga ikan di pasar dan juga pelestarian lingkungan,” katanya.
Untuk saat ini aplikasi tersebut sudah disiapkan di Lombok dan Bali. “Tahun ini juga kami sudah menyiapkan sejumlah lokasi penerapan baru di beberapa desa nelayan di Sulawesi Selatan, Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Rudiantara. (*)