Arah Baru Pembangunan Desa: Mewujudkan Desa Peduli Anak

Anak-anak petani di Desa Malinjak, Sumba Tengah, mengisi Hari Sumpah Pemuda dengan membaca di Rumah Baca Sarinah (dok. villagerspost.com/rooslinda rambu lodji)

Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan, arah baru pembangunan desa saat ini adalah memastikan terwujudnya desa peduli anak. “Desa peduli anak adalah desa yang memprioritaskan masa depan anak, dengan memperhatikan kesehatan dan pendidikan anak, termasuk memperhatikan kesehatan dan pendidikan ibu dari calon anak-anak tersebut,” kata Halim, di acara Peringatan Hari Anak Nasional 2021, Sabtu (31/7).

Khusus di desa, papar Halim, kepedulian terhadap anak terangkum dalam tujuan-tujuan SDGs Desa, khususnya SDGs Desa ke 1, 2, 3, 4, 5, 6, 16, dan 18. Desa Tanpa Kemiskinan, Desa Tanpa Kelaparan, Desa Sehat dan Sejahtera, Pendidikan Desa Berkualitas, Keterlibatan Perempuan Desa, Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi, Desa Damai Berkeadilan, serta Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif.

Dia menjelaskan, secara operasional, agenda pembangunan mewujudkan Desa Peduli Anak tersebut, di antaranya dilakukan dengan ketersediaan data yang lengkap, akurat, dan berkelanjutan terkait anak dan ibu di desa. Pembangunan desa akan berbasiskan data yang dikumpulkan sendiri oleh warga desa, bukan kepentingan sesaat belaka.

“Pencapaian agenda mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, di antaranya dapat diukur dengan melihat perkembangan anak, baik terkait kesehatannya, maupun pendidikan anak,” ujar Halim.

Dia menegaskan, perkembangan anak merupakan ukuran kemajuan sebuah masyarakat yang paling presisi. Kegagalan dalam siklus generasi adalah, ketika generasi kita, penerus kita di hari esok, tidak lebih baik dari kita hari ini.

“Karena itulah, tugas kegenerasian kita, adalah menyiapkan anak-anak kita, lebih baik dari kita, meningkat kualitas hidupnya dari hidup kita. Itulah keberhasilan pembangunan, keberhasilan generasi manusia,” jelas Halim.

Halim mengingatkan, kesuksesan anak melewati masa emasnya, hakikatnya mengabarkan keberhasilan masyarakat, dan kondisi anak hari ini meramalkan keadaan masyarakat di masa depan. “Artinya, kerja-kerja kita hari ini, seyogianya sebesar-besar hanya untuk generasi kita, untuk anak-anak kita, bukan untuk kita hari ini. Karena anak adalah masa depan kita,” ujarnya.

Selain itu, Halim juga menyinggung masalah pemanfaatan dana desa. Dia mengatakan, terkait dengan pemanfaatan dana desa, selain harus dapat dirasakan langsung oleh masyarakat desa, terutama golongan terbawah, dana desa juga harus berdampak pada peningkatan kualitas SDM desa dan ekonomi desa.

“Oleh karena itulah, prinsip utama penggunaan dana desa ke depan, harus No One Left Behind, semua penduduk desa, terutama keluarga miskin, harus menikmati hasil pembangunan Desa. Tidak boleh ada satu orang pun yang terlewatkan,” tegas Halim.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.