Badan Ketahanan Pangan Pastikan Pasokan Pangan Bulan Puasa dan Idul Fitri Aman

Ilustrasi sembilan bahan pokok (dok. kabupaten bantul)

Jakarta, Villagerspost.com – Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Risfaheri memastikan, pasokan kebutuhan bahan pokok menghadapi di bulan puasa dan jelang Lebaran 2021 dalam kondisi aman dan harga stabil. Kepastian itu didapat dari hasil pemantauan BKP di tingkat produsen maupun konsumen.

“Harga maupun pasokan pangan pokok strategis relatif aman. Bisa dilihat di dua Pasar Tradisional di kota Bogor tepatnya di Suryakencana dan Kebun Kembang,” ungkap Risfaheri,” dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Selasa (4/5).

Dari hasil pantauan didapati pasokan pangan dalam kondisi cukup dan harga cenderung stabil. Harga beras medium berkisar Rp8.100-Rp10.500 per kilogram (kg) (HET Rp9.450 per kg), sedangkan beras premium berada di kisaran Rp11.500-Rp14 ribu per kg (HET Rp12.800 per kg) dengan kisaran stok 5-7 ton per pengecer.

Harga Gula pasir di pasar berkisar antara Rp12.500-Rp14 ribu per kg (HAP Rp12.500 per kg) dan minyak goreng ada sedikit kenaikan di kisaran Rp13 ribu-Rp15 ribu per kg (HAP Rp11 ribu per liter (lt) atau Rp11.790 per kg) dengan kisaran stok 100-150 liter per pengecer.

Cabai Rawit Merah (CRM) dan Cabai Merah Keriting (CMK) relatif stabil. Harga CRM Rp60 ribu per kg dan harga CMK berkisar Rp22 ribu-Rp30 ribu per kg. Sementara itu, untuk harga bawang merah Rp26 ribu-Rp30 ribu (HAP Rp 32 ribu per kg).

Harga bawang putih Rp24 ribu-Rp30 ribu per kg, harga ini terpantau mengalami penurunan dibanding minggu lalu. Menurut Risfaheri, bawang merah saat ini sedang memasuki awal musim panen dan stok bawang putih mencukupi hingga bulan Juni mendatang.

Menanggapi harga minyak goreng dan gula pasir di atas HAP (Harga Acuan Penjualan di konsumen–sesuai Permendag No.7/2020) serta sebagian beras medium dan premium yang melebihi HET, Risfaheri mengingatkan kepada pedagang agar memperhatikan HAP dan HET yang telah dikeluarkan pemerintah.

“Catatan kami, stok ketiga komoditi pangan tersebut dalam kondisi aman dan surplus sehingga tidak ada alasan kenaikan harga di luar kewajaran, meskipun menjelang Idul Fitri ini permintaan meningkat. Untuk itu kami berharap Satgas Pangan dapat melakukan pengawasan,” tegas Risfaheri.

Kondisi yang hampir sama juga terjadi di pasar kota Bekasi. Harga daging ayam di Bekasi sudah turun dari Rp40 ribu per kg menjadi Rp38 ribu per kg, daging sapi dari Rp130 ribu per kg turun menjadi Rp120 ribu per kg, telur dari Rp24 ribu per kg turun menjadi Rp22 ribu per kg (HAP Rp24 ribu per kg).

Beras medium stabil di harga Rp9.000 per kg, gula pasir Rp12.500 per kg, minyak goreng Rp14.500-Rp15 ribu per kg. Sedangkan di kota Bogor daging sapi Rp130 ribu per kg dan telur ayam ras Rp23 ribu per kg.

“Masyarakat tidak perlu khawatir dengan fluktuasi harga pangan yang terjadi khususnya jelang Idul Fitri tersebut. Kenaikan sekitar 10 persen dari harga acuan masih wajar dalam menghadapi Idul Fitri, karena pedagang tentu perlu penghasilan lebih juga untuk bisa berlebaran,” kata Risfaheri.

Untuk membantu masyarakat Badan Ketahanan Pangan telah menyediakan stok bahan pangan pokok strategis dengan jumlah yang cukup di Pasar Mitra Tani/Toko Tani Indonesia Center di Jakarta, Bogor dan Depok dengan harga yang lebih murah dari harga di pasar.

Masyarakat tidak hanya bisa berbelanja langsung, tetapi juga bisa melalui online melalui gofood, grabmart, bukalapak dan PasTani, bahkan untuk menghadapi Ramadan dan Idul Fitri PMT memberikan layanan free ongkir. Tidak hanya itu, PMT juga mengadakan Gelar Pangan Murah di pusat-pusat pemukiman di wilayah Jabodetabek dengan tetap memperhatikan Prokes Covid-19.

Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi juga telah meminta kepada seluruh Dinas pangan di daerah agar terus menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan melalui berbagi langkah aksi, di antaranya menyelenggarakan Gelar Pangan Murah secara intensif di daerahnya masing-masing.

Bagi daerah yang mengalami kekurangan pasokan, Badan Ketahanan Pangan juga menyediakan fasilitas bantuan biaya transportasi dari daerah surplus yang harganya lebih murah ke daerah defisit yang mengalami kenaikan harga yang ekstrem, dalam upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di seluruh wilayah.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.