Banjir di Sulsel, Mentan Kucurkan Bantuan Benih

Banjir yang melanda Kabupaten Wajo, Sulsel, merendam ribuan hektare sawah(dok. kementerian pekerjaan umum)

Jakarta, Villagerspost.com – Banjir besar yang melanda tiga kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan yakni Bone, Soppeng dan Wajo, mengancam ketersediaan pangan di wilayah tersebut, karena telah mengakibatkan gagal panen atau puso. Luasan sawah yang gagal panen di ketiga wilayah tersebut mencapai 11.480 hektare. Rinciannya, di Wajo mencapai 7.591 hektare, Soppeng 2.969 hektare, dan Bone 920 hektare.

Untuk mengatasi dampak banjir ini terhadap ketahanan pangan di Sulsel, Menteri Pertanian Amran Sulaiman turun langsung untuk memberikan bantuan benih, pupuk, asuransi pertanian dan alat mesin pertanian seperti pompa air dan ekskavator, kepada para petani. Untuk bantuan pupuk, diberikan bantuan sebanyak 574 to untuk lahan seluas 11.480 hektare dengan nilai sebesar Rp2,7 miliar.

Wilayah pertama yang diberikan bantuan adalah Kabupaten Wajo, pada Senin (9/7) kemarin, dan kemudian Soppeng, Selasa (10/7). “Bapak presiden sudah perintahkan langsung untuk kami ke lapangan dan beri bantuan pupuk dan benih gratis kepada seluruh masyarakat yang kena banjir di tiga kabupaten ini tanpa terkecuali,” kata Amran dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Selasa (10/7).

Pihak Kementan sendiri melibatkan pihak TNI dan Polri agar penyaluran bantuan cepat dilakukan dan tepat sasaran. Amran juga meminta para bupati dan dinas pertanian untuk mengerahkan brigade agar bantuan alat mesin pertanian, benih dan pupuk agar cepat sampai ke petani.

“Pupuk hari ini kita bagikan ada 280 ton, harus dibagi hari ini juga. Kita tidak boleh menunggu sampai besok. Kami minta dinas agar selama pengerahan bantuan untuk terus memonitor bantuan agar sampai cepat dan tepat,” ujarnya, saat memberikan bantuan di Kabupaten Wajo.

“Kami pun minta Kapolres dan Dandim untuk mengawasi serius bantuan. Tidak boleh yang main-main apalagi menyakiti ekonomi rakyat kecil. Ini ruang rakyat kecil jangan sakiti mereka. Kalau nanti sakiti petani, akan berhadapaan langsung dengan saya menteri pertanian,” pinta Amran.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulsel Fitriani mengatakan, banjir di Kabupaten Wajo diakibatkan karena luapan air dari Danau Tempe. Banjir mulai terjadi pada minggu lalu akibat hujan sehingga aliran sungai dari hulu bermuara di danau tempe.

“Total puso di Wajo 7.591 ha. Dari total tersebut yang bisa ditanami padi seluas 6.658 ha dengan kebutuhan benih padi 166,46 ton dan sisanya untuk ditanami jagung 933 ha. Sementara khususnya di Kecamatan Belawa, luas pusonya mencapai 3.785 ha dengan kebutuhan benih padi 94,6 ton,” katanya.

Fitriani menyebutkan banjir kali ini terparah sepanjang 10 tahun terakhi. Sebab, walaupun setiap tahun terjadi banjir, dampak lahan sawah yang terendam hanya mencapai 300 ha dan tidak membuat masyarakat terisolasi. “Sehingga, banjir saat ini tidak hanya berdampak pada tanaman saja, tapi juga membuat masyarakat terisolasi,” tegasnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.