Bantuan Pemerintah tak Memadai, Petani Jatireja Khawatir Picu Kecemburuan Sosial

Para petani Desa Jatireja, Kecamatan Compreng, Subang menerima kedatangan tim Kementan dan BB Padi yang memberikan bantuan (dok. villagerspost.com/karim abdullah)

Subang, Villagerspost.com – Kegagalan panen yang dialami para petani di desa Jatireja, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jawa Barat akibat ledakan hama wereng coklat yang diikuti serangan virus kerdil rumput dan kerdil hampa selama dua musim terakhir mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Setelah kunjungan tim dari Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi dan Kementerian Pertanian pada Kamis pekan lalu, kini Desa Jatireja kembali dikunjungi tim dari Balai Besar Padi dan Kementerian Pertanian.

Lewat kunjungan kali ini, pemerintah bermaksud memberikan bantuan kepada para petani yang merugi dengan memberikan benih, pupuk organik, kapur pertanian dan biaya pembalikan lahan/penyingkalan lahan untuk eradikasi sumber inokulum virus kerdil hampa. Sayangnya nilai bantuan ternyata sangat kecil yaitu hanya untuk 100 hektare lahan saja.

Jumlah tersebut dinilai sangat sedikit jika dibandingkan dengan total area sawah di desa Jatireja yang rusak akibat serangan wereng dan virus kerdil rumput dan kerdil hampa. Kepala Desa Jatireja Abin mengatakan, Desa Jatireja memiliki areal sawah total seluas 480 hektare yang dikelola oleh kelompok tani.

“Semua area sawah Jatireja sudah terinveksi secara merata oleh virus kerdil hampa,” kata Abin kepada Villagerspost.com, Rabu (12/9).

Dia mengaku mengapreasiasi langkah pemerintah yang mau datang memberikan bantuan. Namun dia menyayangkan jumlah bantuan yang sangat minim yang hanya mencakup kurang dari seperempat areal sawah di Jatireja yang rusak.

“Bantuannya sangat kecil, bantuan tersebut bisa-bisa hanya akan membawa kecemburuan sosial bagi petani karena tidak semua petani di desa kebagian,” terang Abin.

Kepala Desa Jatireja Abin, berbincang dengan tim dari Kementan dan BB Padi. Petani mengeluhkan jumlah bantuan yang tak memadai dan rentan memicu kecemburuan sosial (dok. villagerspost.com/karim abdullah)

Hal senada disampaikan Kepala Gabungan Kelompok Tani Desa Jatireja Haji Ratnadi. Ratnadi menyampaikan, sebenarnya para petani sangat berterimakasih atas perhatian pemerintah. Namun lantaran bantuannya tak memadai, dia mengaku kebingungan membagi areal mana saja yang akan kebagian bantuan.

“Karena saat ini petani ekonominya sedang lemah sehingga sangat berharap bisa menerima bantuan tersebut,” ujar Ratnadi.

Abah Minta, kepala kelompok tani blok prihatin Desa Jatireja juga mengaku kebingungan. Abah Minta mengatakan, jika tidak semua area lahan anggotanya dieradikasi maka akan percuma karena sumber virusnya masih ada.

“Sebaiknya pemerintah lebih teliti dan melihat realitas di lapangan. Bantuan yang diberikan kepada segelintir petani malah akan menjadi pemicu kecemburuan sosial di kalangan petani dan meningkatkan kesenjangan sosial,” ujarnya.

“Membantu petani memang sudah menjadi tugas pemerintah dan sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan tuntas,” tegas Abah Minta.

Laporan/Foto: Karim Abdullah, Petani dari Desa Jatireja, Subang, Jurnalis Warga untuk Villagerspost.com

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.