Bappenas Dukung Kementan Lakukan Riset Nanoteknologi Atasi Stunting

Ilustrasi diversifikasi pangan (cwsglobal.org)

Jakarta, Villagerspost.com – Direktur Pangan dan Pertanian (Bappenas) Anang Noegroho mengatakan, pihaknya mendukung riset yang dilakukan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pascapanen Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) terkait nanoteknologi. “Ini sejalan dengan program prioritas biofortifikasi dan fortifikasi pangan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, red) 2020-2014,” kata Anang, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Minggu (3/8).

Bappenas menilai, aplikasi nanoteknologi dipastikan dapat mendukung pembangunan di bidang pangan dan pertanian, yakni mengatasi stunting. “Pembangunan pertanian perlu didukung oleh iptek yang kuat. Salah satu dukungan yang diharapkan adalah aplikasi nanoteknologi. Untuk itu, agar segera dilakukan penyusunan rancangan aplikasi nanofortifikasi untuk mengatasi stunting yang akan dimasukkan ke dalam program prioritas,” tegas Anang.

Selain itu, diharapkan pula agar aplikasi nanoteknologi lainnya seperti nanobiosilika sebagai pupuk serta nanobiopestisida juga dapat disusun rancangannya untuk mendukung produktivitas tanaman pangan. Harapannya, aplikasi nanoteknologi mendukung aspek hulu dan hilir pertanian.

“Sehingga dapat meningkatkan keragaman dan kompleksitas produk pertanian yang memiliki nilai tambah lebih besar. Diharapkan dapat segera disusun roadmap pengembangan produk nanoteknologi dengan kompleksitas produk yang tinggi,” tegasnya.

Sementara itu, peneliti Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian Sri Yuliani memaparkan, dalam bidang pangan, beberapa riset yang telah dikembangkan di antaranya adalah nanofortifikasi pangan, nanobiosilika dari sekam padi, nanobiopestisida, nanoselulosa dari limbah biomasa pertanian, serta nanocoating dan nanozeolit untuk penanganan buah segar.

“Kami mengapresiasi dukungan dari Bappenas untuk mengembangkan aplikasi nanoteknologi dalam mengatasi stunting. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sangat fokus menyelesaikan stunting,” paparnya.

Alasannya, stunting menjadi ancaman serius bagi pembangunan sumber daya manusia di masa mendatang. Sehingga berdampak pada pembangunan pertanian. “Karena itu, Kementan fokus wujudkan swasembada protein dan menciptakan petani milenial,” tegas Sri.

Perlu diketahui, untuk mematangkan rancangan aplikasi nanoteknologi pada bidang pangan dan pertanian yang akan dimasukkan ke dalam RPJMN 2020-2024, beberapa pertemuan akan dilaksanakan dalam 2 hingga 3 bulan le depan.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.