Belitung Ekspor 15 Ton Kerapu ke Hongkong

Ikan kerapu merah (pixabay)

Jakarta, Villagerspost.com – Pengusaha budidaya ikan kerapu di Belitung melakukan ekspor ikan kerapu seberat 15 ton, dengan nilai ekspor mencapai US$90 ribu ke Hongkong, Sabtu (11/7). Ekspor dilakukan oleh CV. Sinar Mandiri dan merupakan aktivitas ekspor kerapu pertama kali di Kabupaten Belitung sejak Pandemi Covid-19.

Aktivitas panen ikan kerapu ini dilakukan langsung di Keramba Jaring Apung (KJA) yang terletak di perairan pulau RU, Desa Pegantungan, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung. “Ini ekspor perdana di tengah pandemi covid-19 dan memang selama ini untuk ekspor berhenti sementara karena corona, nah ini mulai lagi,” kata Bupati Belitung Sahani Saleh.

Sahani juga menyebutkn, ekspor ikan kerapu ini merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kembali perekonomian masyarakat Belitung saat pandemi covid-19. Ia juga memastikan usaha budidaya kerapu akan menjadi program prioritas kedepan dan akan terus dikembangkan, mengingat potensi budidaya laut di Belitung sangat luar biasa.

“Karena budidaya perikanan ini juga multiplyer effect dan ini berdampak kepada nelayan kecil. Seperti pakan (makanan) ikan kerapu, itu dari nelayan kecil dan itu bukan sedikit, banyak sekali untuk satu hari. Oleh karenanya saya kira nanti Pemda akan menjadikan budidaya perikanan ini sebagai program prioritas daerah dan diharapkan mampu menopang perekonomian,” ujar Sahani.

Sebagaimana diketahui, sebagai daerah kepulauan, Belitung memiliki potensi sektor perikanan yang luar biasa. Pertumbuhan sektor perikanan terbilang cepat meningkat lantaran, selain pengembangan budidaya difokuskan untuk komoditas ekspor, juga karena letak geografis Belitung yang memiliki kemudahan akses dengan negara tujuan ekspor, terutama Hongkong.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, pihaknya memastikan akan terus menggenjot devisa ekspor dari produksi ikan kerapu. Hal ini dilakukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi selama masa pandemi Covid-19.

Slamet menilai, kerapu berpotensi menjadi salah satu unggulan dalam meraup devisa ekspor. “Sebagai sektor strategis berbasis pangan tentu akuakultur harus mampu berkontribusi lebih besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. KKP terus berupaya melakukan pengembangan budidaya di kawasan kawasan potensial guna menggenjot produksi,” papar Slamet, di Jakarta, Senin (13/7).

Slamet juga memastikan, saat ini market demand untuk kerapu di negara tujuan ekspor kembali terbuka dan menunjukkan trend yang mulai meningkat. “Negara tujuan ekspor kerapu yakni China sudah kembali membuka impor paska pandemi Covid-19. Tentu ini peluang besar bagi kita untuk mengisi kekosongan market share yang ada. Market demand yang kembali naik, juga secara langsung memicu geliat usaha budidaya kerapu di berbagai daerah. Saya kira ini yang harus kita dorong terus,” tegas Slamet.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.