BMKG Ingatkan Ancaman Bencana Terkait Hidrometeorologi
|
Jakarta, Villagerspost.com – Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ancaman bencana terkait iklim hidrometeorologi atau bencana yang diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembaban, temperatur dan angin. BMKG telah mengidentifikasi adanya massa udara dingin dari Asia menjalar masuk ke wilayah Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, dan massa udara basah dari Samudra Hindia memasuki perairan Barat Bengkulu, Selat Sunda, Lampung, Jawa, Bali, NTB hingga NTT.
Selain itu, adanya pusat tekanan rendah di Samudra Hindia Selatan Jawa dan adanya beberapa sirkulasi angin yang dapat membentuk pola konvergensi/area pertemuan angin yang memanjang dari wilayah perairan barat Sumatra, Jawa hingga Laut Banda. “Area pertemuan angin ini juga akan mendukung pertumbuhan awan hujan yang signifikan,” kata Deputi Bidang Metereologi BMKG, Mulyono R. Prabowo, dalam siaran persnya, Kamis (17/1).
Pola angin Baratan yang kuat, lanjut Mulyono, mengindikasikan saat ini wilayah Indonesia memasuki puncak musim hujan. “Kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dalam periode beberapa hari ke depan di sekitar wilayah Indonesia,” jelas Mulyono.
Ia menyebukan beberapa daerah yang berpotensi mengalami hujan lebat diserta kilat/petir dan angin kencang itu antara lain: Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu. Kemudian, Jambi. Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, dan DKI Jakarta. Berikutnya, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT. Lalu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Deputi Bidang Metereologi BMKG Mulyono R. Prabowo menambahkan, potensi gelombang laut tinggi 2,5 meter hingga 4,0 meter diperkirakan dapat terjadi di Perairan Barat Kep. Mentawai, Perairan Bengkulu hingga Pulau Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat, Kepulauan Mentawai hingga Lampung. Gelombang tinggi juga potensial terjadi Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Pulau Jawa hingga P. Sumbawa, Selat Bali – Lombok – Alas bagian Selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa hingga NTB.
Kemudian di Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas – Natuna, Laut Jawa bagian Tengah hingga Timur, Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Kep. Sabalana hingga Kep. Selayar, Laut Flores, Laut Banda, Perairan Kep. Sangihe – Talaud, Laut Maluku Bagian Utara. Berikutnya, Perairan Utara Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Utara Biak, Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Biak.
“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan potensi bencana Hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” tutur Mulyono.
Editor: M. Agung Riyadi