Cegah Penurunan Populasi, KKP Teliti Ikan Selar Bentong

Ikan selar bentong (dok. kkp)

Jakarta, Villagerspost.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) telah melakukan riset pada Ikan Selar Bentong untuk menjaga kelestarian populasi ikan tersebut, di kawasan Laut Natuna Utara. Meski masih kurang akrab dikenal masyarakat, Ikan Selar Bentong (Selar crumenophthalmus), merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang cukup dominan tertangkap di perairan tersebut.

Kepala Pusat Riset Perikanan BRSDM Yayan Hikmayani mengatakan, permasalahan dan tantangan dalam pembangunan perikanan perlu segera diatasi dengan inovasi teknologi maupun kebijakan. Pemanfaatan yang semakin intensif oleh perikanan pukat cincin dikhawatirkan akan mengakibatkan penurunan populasi Ikan Selar Bentong.

“Pengetahuan tentang status perikanan Selar Bentong berbasis studi biologi penting artinya sebagai dasar pertimbangan pengelolaannya,” kata Yayan, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Rabu (4/8).

Dia menegaskan, untuk mendukung hal tersebut, diperlukan temuan-temuan yang tepat guna dan inovasi baru teknologi yang inovatif dan kelembagaan perikanan secara terus menerus dan berkelanjutan, agar dapat merespons permasalahan dan tantangan agar dapat menguatkan struktur perekonomian ataupun daya saing usaha di bidang perikanan secara aman dan bijaksana.

Untuk itu, guna menjaga keberlanjutan Ikan Selar Bentong, Balai Riset Perikanan Laut (BRPL) telah melakukan penelitian ikan tersebut di Laut Natuna Utara. Penelitian ini bertujuan menganalisis biologi reproduksi dan dinamika populasi Ikan Selar Bentong.

Penelitian tersebut meliputi pola pertumbuhan, nisbah kelamin, rata-rata ukuran pertama kali matang gonad (bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan), tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, musim pemijahan, rata-rata ukuran panjang pertama kali tertangkap, parameter pertumbuhan kematian dan tingkat pemanfaatannya.

“Selain itu penelitian ini juga mengkaji aspek penangkapan meliputi komposisi hasil tangkapan, hasil tangkapan per satuan upaya, musim dan daerah penangkapan serta merumuskan alternatif pengelolaan perikanan pukat cincin di Laut Natuna Utara,” papar Yayan.

Peneliti BRPL Moh. Fauzi memaparkan, hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan ikan jantan dan betina bersifat isometrik. Nisbah kelamin ikan jantan dan betina dalam kondisi seimbang.

Sebagian besar didominasi ikan-ikan muda pada Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 1 immature dan TKG 2 maturing serta pematangan (ripening, TKG 3). Ikan Selar Bentong mengalami dua musim pemijahan yakni pada awal musim timur (Juni) dan awal musim barat (Desember-Januari).

Ukuran rata-rata tertangkap atau Lc (L50%) sebesar 18 cm lebih kecil dari nilai pertama kali matang gonad (Lm) yakni 20,2 cm. Nilai Lc yang lebih kecil daripada nilai Lm mengindikasikan terjadinya growth overfishing. “Daerah penangkapan berada di sekitar Kepulauan Natuna,” jelas Fauzi.

Ikan Selar Bentong mampu hidup di kedalaman 10-100 meter dengan kedalaman optimum 40-60 meter. Rata-rata ikan selar Bentong memiliki panjang pada kisaran 24,1-25 cm, dengan laju pertumbuhan 0,92-1,1 cm/tahun. “Laju eksploitasi berada di atas nilai optimumnya (0,5) yang mengindikasikan terjadinya overexplotation,” ujar Fauzi.

“Untuk menjaga kelestarian sumber daya Ikan Selar Bentong perlu dilakukan beberapa opsi pengelolaan perikanan yakni penutupan area dan saat musim pemijahan, kemudian perlunya pembatasan jumlah unit penangkapan dengan cara mengatur perizinan armada penangkapan dibawah upaya optimumnya,” tambah Fauzi.

Dia memberikan saran perlunya survei larva guna mengetahui lokasi pemijahan Ikan Selar Bentong sehingga dapat dijadikan dasar dalam kebijakan pengelolaan perikanan terutama berkaitan dengan closed area saat terjadinya musim pemijahan (closed season).

Untuk memulihkan kondisi sumber daya perikanan Selar Bentong perlu dilakukan pengaturan jumlah unit alat tangkap agar tidak melebihi nilai potensi lestari yakni 6.178 unit di seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut Natuna Utara dan memperbesar ukuran mata jaring minimal 2,75 inci.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.