Dana Desa Faktor Pendorong Turunnya Angka Kemiskinan
|
Jakarta, Villagerspost.com – Dana Desa ditengarai menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya penurunan angka kemiskinan. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan, sebelumnya angka kemiskinan pada periode Maret 2017 sampai Maret 2018 turun mencapai 1,82 juta orang.
Dari jumlah itu, kata Eko, 1,2 juta merupakan angka penurunan jumlah orang miskin yang ada di desa, sementara orang miskin di kota hanya turun sekitar 520 ibu hingga 580 ribu orang saja.
“Kalau akselerasi penurunan kemiskinan di desa ini dipertahankan, secara matematik dalam tujuh tahun ke depan, jumlah orang miskin di desa akan lebih kecil dari jumlah orang miskin di kota. Jadi kita akan terus pertahankan,” kata Eko dalam siaran persnya, Sabtu (25/8).
Faktor pendorong turunnya angka kemiskinan di desa ini, kata Eko, salah satunya adalah dana desa. Eko menegaskan, jika dana desa yang pada awalnya diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur desa, saat ini perlu dialihkan dalam pemanfaatannya untuk pemberdayaan ekonomi desa.
Pemerintah pun telah menaikkan anggaran dana desa pada tahun 2019 sebesar Rp73 triliun dari sebelumnya Rp 60 triliun pada tahun 2018. Dari jumlah itu, masih ada sejumlah dana yang diprioritaskan untuk membangun infrastruktur karena masih ada desa yang membutuhkannya.
“Tapi, sekarang ini juga, desa sudah mulai membangun pemberdayaan ekonominya, misalnya membuat desa-desa wisata, membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), mengelola bank sampah, dan lain-lainnya. Diharapkan, bisa ada lebih lagi akselerasi pertumbuhan ekonomi di desa-desa, setelah pembangunan infrastruktur,” jelas Eko.
Karena itu, Eko berharap, angka penurunan kemiskinan di desa bisa dipertahankan. Langkah tersebut dilakukan dengan penyaluran dana desa yang tepat sasaran.
“Jadi kita coba pertahankan. Nomor satu desa nggak bisa berkembang ekonominya karena infrastrukturnya enggak ada. Jadi dana desa sebagai sumber utama membangun infrastrukturnya,” tegas Eko.
Editor: M. Agung Riyadi