Dies Natalis FISIP UNPAD, Mendes PDTT Minta Kampus Dampingi Desa

Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar (wikipedia)

Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar meminta agar para mahasiswa dan akademisi kampus mendampingi dan membersamai desa. Hal itu disampaikan Halim saat menyampaikan Orasi Ilmiah pada Dies Natalies ke-63 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjajaran, Bandung, secara virtual pada Rabu (13/10).

Dalam kesempatan tersebut Halim memaparkan, kebijakan, program dan kegiatan yang dijalankan pemerintah, tetap berorientasi pada publik sebagai citizen, berjalan sesuai kebutuhan warga, dan memiliki dampak untuk kehidupan manusia di seluruh dunia.

“Namun, saat ini kita sedang berada dalam triple disruption, yaitu digital disruption, millennial disruption, dan pandemi disruption,” tegas Halim.

Merespons hal tersebut, pemerintah telah, dan terus mengambil langkah-langkah cepat dan tepat, mulai dari menyusun kebijakan yang adil dan berkeadilan, melakukan distribusi, redistribusi, alokasi, termasuk juga melakukan pemberdayaan masyarakat, demi meningkatkan daya tahan warga desa menghadapi era disruption ini.

Dalam konteks pembangunan desa, negara terus berusaha dan memastikan, Dana Desa dapat dirasakan langsung oleh warga desa, terutama warga desa pada lapisan terbawah. Pemanfaatan dana desa memiliki dampak bagi kebangkitan ekonomi desa, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa.

Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi telah mengambil peran strategis, dengan aktif menggalang kerja sama trilateral yaitu perguruan tinggi, kementerian, dan desa.

“Telah terbentuk Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides), sebagai wahana perkumpulan berbagai perguruan tinggi yang memiliki konsentrasi pada kemajuan desa, termasuk didalamnya ada Universitas Padjadjaran,” ujar Hali,.

Sebagai lembaga pendidikan, kampus memiliki peran edukator bagi desa yaitu bertanggungjawab membentuk SDM unggul dan berdaya saing, kampus harus melahirkan kader-kader desa yang kapabel, mampu menggerakkan desa, dan warga desa menghadapi berbagai tantangan terkini.

“Kampus juga berperan sebagai fasilitator, menghendaki kampus mendampingi desa, membersamai desa menapaki tangga-tangga pembangunan, serta menggerakan kebangkitan dari desa,” kata Halim Iskandar.

Kata kuncinya adalah, bagaimana kampus membersamai desa, dalam meningkatkan kualitas SDM desa, menggerakkan ekonomi desa untuk tumbuh merata, serta menjamin kelestarian budaya lokal desa.

Halim memaparkan, sejak diberlakukannya UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, dana desa terus meningkat, tahun 2015 pemerintah menyalurkan Rp20,67 triliun dana desa. Kemudian tahun 2016 meningkat Rp46,98 triliun.

Angka tersebut meningkat lagi pada tahun 2017 dan 2018 masing-masing Rp60 triliun, lalu pada tahun 2019 jadi Rp70 triliun, tahun 2020 meningkat menjadi Rp71 triliun. Untuk tahun 2021 ini, akan disalurkan sebesar Rp72 triliun.

“Desa-Desa juga juga terus bergerak merevitalisasi kekayaan Desa, menggali potensi Desa, serta melestarikan warisan budaya desa, termasuk melalui upaya pemenuhan rekognisi untuk desa adat yang masih jadi fokus Kemendes,” kata Halim.

Desa inisiatif membentuk BUMDes. Sebelum diundangkannya Undang-Undang Desa, sampai 2014 telah didirikan 8.189 BUMDes hingga secara keseluruhan telah ada 51.134 BUMDes. Dana desa telah dialokasikan Rp4,2 triliun untuk modal BUMDes yang menghasilkan Rp1,1 Triliun Pendapatan Asli Desa bersumber dari pembagian hasil keuntungan BUMDes.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.