Dongkrak Harga, Jokowi Perintahkan Menteri PUPR Beli Karet Rakyat

Petani karet menyadap getah karet. (dok. bumn.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Presiden Joko Widodo mengatakan, dia telah memerintahkan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono agar ikut membeli karet dari rakyat, untuk mendongkrak harga karet yang sedang jatuh. Jokowi mengatakan, saat ini harga karet menyentuh angka Rp6.000 per kilogram.

“Saya sudah perintahkan kepada Menteri PUPR, juga sudah sampaikan ke petani karet di tempat lain, saya sampaikan bahwa Kementerian PUPR nanti mulai awal Desember ini akan membeli langsung dari koperasi atau dari petani,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada penyerahan surat keputusan hutan sosial, di Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (25/11) sore.

Nantinya, lanjut Jokowi, karet yang dibeli Kementerian PUPR dari para petani itu akan digunakan oleh Kementerian PUPR sebagai bahan campuran untuk pengaspalan jalan. Mengenai harga yang dibeli pemerintah, Jokowi mengatakan, saat masih dalam penghitungan. Namun menurutnya, harganya diperkirakan antara Rp7.500-Rp8.000 per kilogram. “Sebentar ini harus Alhamdulillah disyukuri dulu. nanti kita akan itung-itungan lagi gitu lho,” ujarnya.

Jokwoi menegaskan, permasalahan harga karet, berasal dari perdagangan internasional bukan perdagangan Indonesia. “Jadi sebentar lagi akan terutama di Sumatera Selatan nanti akan dibeli hasil karet oleh kementerian PUPR. Kalau nanti misalnya ada peluang lagi untuk harga bisa lebih itu, lebih dari itu akan saya sampaikan. Tapi yang ini disyukuri dulu,” ucap Jokowi.

Selain karet, Jokowi mengatakan, pemerintah juga melakukan upaya untuk mendongkrak harga sawit. Terkait sawit, dia mengatakan, pemerintah sudah empat tahun mengirimkan tim ke Uni Eropa dan berbagai negara meski ini juga tidak mudah.

“Tapi sebetulnya ini urusan bisnis,urusan jualan mereka, juga jualan yang namanya minyak bunga matahari. Kita jualan minyak kelapa sawit, sehingga masuk ke sana sekarang mulai dihambat-hambat,” ujar Jokowi.

Menurut Presiden, awal tahun yang lalu dirinya juga telah bertemu dengan Perdana Menteri China, untuk meminta agar negara tersebut membeli lebih banyak dari sekarang. “Saya minta tambahan, saya to the point aja saya ngomong ya minta agar produksi di sini bisa diserap sehingga harganya bisa naik. Ada tambahan 500.000 ton, banyak sekali,” ujarnya.

Tapi, lanjut Jokowi, penambahan itu ternyata juga belum mempengaruhi harga pasar secara baik. Dia mengingatkan, kebun kelapa sawit di seluruh Indonesia ini sudah berada pada posisi yang sangat besar sekali, nomor satu di dunia.

Kebun kelapa sawit di Indonesia, luasnya 13 juta hektare, baik yang ada di Sumatera, Kalimantan, Papua, juga ada di Jawa. Produksinya setiap tahun 42 juta ton. “Bayangkan 42 juta ton. itu kalau dinaikkan truk berarti kurang lebih 10 juta truk angkut itu, ya untuk bayangan betapa gede sekali jumlah ini. Kita sekarang ini bersaing dengan Malaysia bersaing dengan Thailand, tapi kita tetap yang terbesar,” ungkap Jokowi.

Namun menurutnya, mengendalikan perdagangan sawit tidak mudah, karena ini perdagangan internasional. “Ini perdagangan global nggak bisa kita mempengaruhi mereka,” tegasnya. Oleh sebab itu, Jokowi mengatakan, dirinya sudah memerintahkan sejak tiga bulan lalu agar kelebihan pasokan CPO juga dipakai untuk campuran solar, melalui program Biodiesel atau B-20.

“Ini nanti kalau berhasil mungkin akan bisa menaikkan, enggak impor minyak, minyak kelapa sawit bisa dipakai untuk mengganti produksi menjadi B20. Namun ini butuh waktu kurang lebih setahun dari 3 bulan yang lalu,” ujarnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.