Dorong Konsumsi Pangan Lokal, Balitbangtan Kembangkan Enam Komoditas Pengganti Beras
|
Jakarta, Villagerspost.com – Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry menegaskan, pemerintah selalu mendorong masyarakat untuk mengonsumsi karbohidrat selain beras untuk memperkuat ketahanan pangan di tengah pandemi covid-19. Untuk mendukung upaya itu, Balitbangtan sendiri fokus mengembangkan diversifikasi terhadap enam komoditas alternatif pengganti beras yaitu singkong, jagung, pisang, talas, kentang, dan sagu.
Fadry mengatakan, kandungan karbohidrat di enam komoditas ini tidak kalah dengan kandungan beras. “Faktanya 120 gram singkong memiliki kandungan karbohidrat yang setara dengan seporsi nasi,” kata Fadjry, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Sabtu (22/8).
Dia menegaskan, selain mengenyangkan, komoditas pangan lokal juga memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan. Pemanfaatannya bisa digunakan untuk menu diet diabetes, pencegahan kanker, dan cocok untuk orang yang ingin menjaga berat badan ideal.
“Selain dapat memberi manfaat bagi kesehatan, diversifikasi pangan juga sebagai bagian dari antisipasi atas peringatan organisasi pangan dan pertanian PBB yang memprediksi banyak negara akan mengalami krisis pangan pada masa pandemi ini,” ujar Fadjry.
Dari keenam komoditas itu, Fadjry menjelaskan, saat ini Kementan telah melepas banyak varietas unggul, seperti pisang raja siem. Pisang hasil pengembangan Balai Penelitian Buah Tropika ini terasa manis dengan tekstur daging berserat, kadar gula 27 persen, kadar tepung 79,8 gr, vitamin C 5,1 mg/100 g, vitamin A 712 SI, dan kalori tinggi.
Kementan juga memiliki varietas unggul kentang yakni papita agrihorti yang memiliki kandungan karbohidrat 9,14 persen. Kentang ini cocok untuk dijadikan kentang goreng atau diolah menjadi tepung untuk bahan pembuatan mashed potato dan olahan pangan lain.
Selain itu, Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian juga telah menciptakan inovasi produk olahan dari sumber daya lokal seperti berasan sagu, berasan jagung, berasan hanjeli, berasan ubi kayu, mi sagu, mi ubi kayu, mi jagung, mi hanjeli, mi singkong, mi sorgum, dan mi ubi merah.
Inovasi lain yang bisa dinikmati yakni spageti sagu, tepung sorgum, tepung sagu, tepung pregel kasava, tepung premix kasava, tepung mocaf, tepung hanjeli, tepung ubi ungu, tepung pati garut, tepung nangka, makaroni jagung, makaroni hanjeli, dan makaroni ubi kayu.
“Balitbangtan melalui beberapa Unit Kerjanya ikut berpartisipasi dengan menampilkan beberapa hasil inovasi unggulannya seperti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura dengan jeruk keprok batu 55, jeruk keprok Gayo, jeruk keprok Garut, jeruk keprok bersitepu, jeruk keprok pulung, jeruk manis Pacitan, jeruk siam Pontianak, jeruk lemon california, dan jeruk keprok Madura,” pungkas Fadjry.
Editor: M. Agung Riyadi