Dorong Petani Muda, Fadli Zon Gagas Kampanye Ayo Bertani

Petani memanen padi di sawah (dok. litbang.pertanian.go..id)
Petani memanen padi di sawah (dok. litbang.pertanian.go..id)

Jakarta, Villagerspost.com – Usia petani yang semakin senja di Indonesia memang mengundang kekhawatiran tersendiri. Hal ini merupakan dampak dari tidak mulusnya regenerasi dalam profesi pertanian. Bertani tidak lagi menjadi profesi yang diminati anak-anak muda di Indonesia.

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan, kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, di sisi lain, kebutuhan pangan nasional harus selalu tercukupi, dengan kemampuan memproduksi pangan secara mandiri, tanpa ketergantungan impor dari luar negeri. Karena itu, kata Fadli, munculnya generasi muda petani harus didorong.

Fadli pun mengusulkan untuk membentuk kampanye nasional “Ayo Bertani” agar generasi muda mau terjun ke bidang pertanian. “Saya kira harus ada satu campaign nasional untuk bertani, bercocok tanam. Mudah-mudahan kita bisa merebut kemerdekaan pertanian Indonesia,” tegas Fadli saat memberikan orasi di acara Bincang-Bincang Agribisnis, di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Rabu (31/8).

Fadli menjelaskan, bertani itu bisa dilakukan di berbagai lahan kosong yang tersedia di sekitar. “Jadi menurut saya campaign ke depan, termasuk kepada generasi muda. Yang menurut data petani kita semakin tua, rata-rata usia petani kita sekitar 50 tahun. Kita melakukan campaign ‘Ayo Bertani’. ‘Ayo Bertani’ itu artinya bisa di depan rumah, atau di belakang dan samping rumah, di lahan-lahan kosong,” ajak Fadli.

Fadli menegaskan, tanpa ada sektor pertanian nasional yang kuat, Indonesia tidak akan mungkin mencapai kedaulatan pangan. Jika negara tidak mampu memenuhi ketersedian pangan nasional, maka akan tergantung pada impor, ini yang sangat membahayakan nantinya. Kalau impor tertutup bisa saja negara mengalami krisis pangan.

Di negara agraris seperti Indonesia seharusnya sektor pertanian menjadi prioritas bagi pemerintah dalam menjalankan pembangunan. Hanya dengan sektor pertanian yang kuat menurut Fadli, Indonesia akan mencapai cita-cita kedaulatan pangan.

“Apa lagi pertumbuhan penduduk kita akan semakin besar, sekarang ini hampir 260 juta, artinya ada 260 juta mulut yang harus dikasih makan setiap hari, dikali tiga kali sehari. Luar biasa banyaknya,” ujar Fadli.

Kedaulatan Pangan Tentukan Kedaulatan Negara

Sebelumnya, saat bertemu dengan Panitia Festival Tani Nusantara, Fadli juga menegaskan, kedaulatan di bidang pangan akan sangat menentukan kedaulatan negara. Festival Tani Nusantara sendiri akan diadakan di Praya, Nusa Tenggara Barat pada 24 September mendatang.

Dalam kesempatan itu, Fadli juga menggagas untuk pencanangan kembali tanggal 24 September sebagai Hari Tani Nasional. Fadli mengatakan, saat ini Hari Tani Nasional belum ditetapkan secara resmi, karena itu dia berjanji akan mengukuhkan kembali pada 24 September, yang sebelumnya sudah dirayakan pada 1960, tapi sekarang redup kembali.

“Sebetulnya itu dulu sudah jadi hari tani, tapi harus dikukuhkan lagi. Karena itu bertepatan dengan keluarnya Undang-Undang Pokok Agraria tahun 60,” ujarnya.

Dalam acara Festival Tani Nusantara, Fadli juga mengaskan akan mengajak para pemuda agar memiliki minat menjadi petani. “Yang spesial kita terus menggalangkan kepada pemuda terutama, agar mau menjadi petani. Banyak sekarang orang meninggalkan profesi petani, karena dianggap ini profesi yang tidak menghasilkan uang yang cukup,” ujar Fadli.

Padahal menurutnya di dalam profesi sebagai petani banyak peluang-peluang yang bisa menumbuhkan potensi ekonomi. Dia juga mendorong pemerintah agar menjadikan pertanian diprioritaskan.

“Tapi sebetulnya di sini banyak peluang-peluang besar di sektor pertanian. Dan kita juga ingin mengingatkan pemerintah untuk menjadikan sektor pertanian ini prioritas. Jangan ditinggalkan. Karena kedaulatan pangan sangat-sangat menentukan kedaulatan negara,” paparnya. (*)

Ikuti informasi terkait petani muda >> di sini <<

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.