DPR: Pemerintah Harus Stop Impor Gula Mentah
|
Jakarta, Villagerspost.com – Anggota Komisi VI DPR RI Khilmi menegaskan, selama ini impor gula mentah atau raw sugar oleh pemerintah angat memberatkan petani. Karena itu, Khilmi menegaskan pemerintah harus berani mengurangi impor atau kalau perlu menghentikan sama sekali impor raw sugar.
Hal itu dikatakan Khilmi saat menerima 450 perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Gresik-Lamongan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (9/10). “Kami di Komisi VI sedang berjuang bagaimana impor gula dikurangi, jika perlu kita stop,” kata politisi Gerindra itu.
Khilmi mengatakan, adanya impor gula mentah dapat mengancam hasil produksi petani tebu dalam negeri. Sisi lain, keberadaan gula rafinasi yang marak beredar di pasaran menyingkirkan gula kristal putih lokal karena harganya yang lebih murah.
“Harusnya Kementerian Perdagangan bisa menghitung kebutuhan riil masyarakat. Gula kita sendiri saja gak bisa diserap masyarakat, tetapi gula rafinasi membanjiri pasar. Jadi, sekarang gula petani ini ada di gudang semua,” tuturnya.
Menurut Khilmi, jika pemerintah ingin swasembada gula tercapai, maka harus segera merevitalisasi penuh pabrik-pabrik gula milik BUMN agar semua hasil produksi gula terpakai dan bisa membuka industri turunan baru.
Selain itu, ia menambahkan, produksi dalam negeri bisa saja mencukupi kebutuhan gula nasional sebesar 5,6 juta ton/tahun. Mengingat, kapasitas pabrik raw sugar mampu menghasilkan 7 juta ton/tahun. Sedangkan, kebutuhan raw sugar untuk industri makanan dan minuman (mamin) hanya 2,7 juta ton/tahun.
“Kita akan mendorong untuk swasembada gula, tetapi negeri kita sendiri seharusnya berani memberhentikan impor kalau ingin lindungi petani,” pungkas Khilmi. (*)
Kita diminta untuk mempergunakan produk dalam negeri tetapi dari gambaran berita diatas bagaimana seorang yang telah diangkat sebagai Menteri Perdagangan tidak bisa mengkaji berapa kebutuhan gula untuk Industri sehingga gula mentah bisa masuk lebih banyak dari kebutuhan industri itu sendiri. Bagaimana wacana dari Bapak Jokowi yang memberikan perintah untuk prioritaskan menggunakan produk dalam nege, Jika Bapak Menteri Perdagangan memerlukan IT untuk menghitung cepat dan akurat berapa sebenarnya kebutuhan Raw Sugar untuk Industri maka Bapak Mentri bisa minta tolong sama anak ITB untuk dibuatkan aplikasinya.