Erupsi Gunung Agung, Satgas Ternak Kementan Bantu Evakuasi

Tim Kementan menyelamatkan ternak dari wilayah terdampak erupsi Gunung Agung, Bali (dok kementan)

Jakarta, Villagerspost.com – Satgas Ternak yang dibentuk Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) yang sudah diaktifkan sejak status Gunung Agung naik menjadi “awas” pada 23 September lalu, kembali terjun ke lapangan dan siap membantu evakuasi ternak milik warga terdampak erupsi. Dirjen PKH I Ketut Diarmita mengatakan, Tim Satgas gabungan Pusat dan Daerah saat ini masih terus bersiaga di lapangan dengan koordinator langsung Dirjen PKH.

“Tim satgas juga terus melakukan koordinasi dengan Komandan Posko Utama, Bupati Karangasem, Kepala BNPB, dan Perwakilan dari Dinas Kab. Seprovinsi Bali,” kata Ketut Diarminta, di Jakarta, Sabtu (2/12).

Satgas Ternak PKH Antisipasi Erupsi Gunung Agung Bali sendiri dibentuk melalui SK No. 9764 tahun 2017 tertanggal 29 September 2017. Tim Satgas terdiri dari Ditjen PKH (Pusat dan UPT), Dinas PKH Provinsi Bali, Dinas Kabupaten (6 Kabupaten) yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan. Untuk membantu mengevakuasi ternak milik warga, pihak Satgas Ternak menyediakan tempat penampungan sementara untuk ternak pengungsi sebanyak 14 titik yang tersebar pada 5 kabupaten.

Kelima kabupaten itu adalah: Kabupaten Klungkung (menampung 47 ekor), Kabupaten Buleleng (1.244 ekor), Kabupaten Karangasem: (1068 ekor), Kabupaten Gianyar (133 ekor) dan Kabupaten Bangli (17 ekor). “Saat ini Tim Satgas juga masih melakukan verifikasi rencana tempat penampungan baru,” ujar Ketut.

Tak hanya menyediakan penampungan sementara, pihak Satgas Ternak pun menyediakan pakan untuk ternak-ternak yang ditampung. Satgas Ternak menyediakan pakan konsentrat sebanyak 229 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 52,6 ton sehingga stok di gudang ada sebanyak 176,4 ton. Kemudian, jerami sebanyak (15.750 kg), Hijauan Pakan Ternak, Silase (46.940 kg), dan pucuk tebu sebanyak 59 ton (sudah didistribusikan sebanyak 21,2 ton dan sisa digudang 37,8 ton).

Sejauh ini sejak tanggal 23 September lalu, pihak Satgas Ternak sudah mengevakuasi sejumlah 10.013 ekor ternak dari target 14. ribu ekor. Dari jumlah tersebut, yang terbanyak dievakuasi adalah ternak sapi sebanyak 8.345 ekor. Kemudian kambing (974 ekor), dan babi (694 ekor). Jumlah ternak yang masuk ke tempat penampungan pasca letusan tanggal 26 November lalu hingga 1 Desember 2017 berjumlah 1.620 ekor.

Dari jumlah itu, sapi merupakan yang terbanyak yaitu sejumlah 1.427 ekor, diikuti kambing (125 ekor) dan babi (68 ekor). Dengan demikian jumlah total ternak yang ada di penampungan saat ini adalah sebanyak 2.509 ekor dengan rincian: sapi 2.236 ekor, kambing 194 ekor, babi 79 ekor.

Pihak Satgas Ternak juga memberikan pelayanan kesehatan hewan, pelayanan IB (Inseminasi Buatan dan Pemeriksaan Kebuntingan (PKb) pada ternak warga yang berada di lokasi penampungan. Kemudian pihak satgas juga tetap mengaktifkan Hotline No: 081238632084 untuk layanan informasi penanganan evakuasi ternak dan kesehatan hewan yang bisa diakses 24 jam. “Sampai tanggal 2 Desember 2017 saat ini telah dilaporkan ada sekitar 2.550 sapi Bali di tempat penampungan,” papar Ketut Diarminta.

Ketut Diarmita menyampaikan, untuk selanjutnya secara berkesinambungan, petugas akan melakukan monitor di lokasi penampungan dan melakukan pendataan kembali bagi ternak yang baru masuk. “Satgas PKH juga membuat liflet tentang bahaya pakan yang tercemar oleh abu vulkanik, serta memberikan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan evakuasi ternak ke tempat penampungan yang telah disiapkan. Selanjutnya, kita akan identifikasi kegiatan pertanian atau peternakan yang bisa dilakukan oleh peternak di tempat pengungsian karena kemungkinan erupsi akan berlangsung lama,” pungkas Ketut Diarminta. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.