Geliat Kemandirian Pangan di Sulawesi Selatan

Pendampingan budidaya rumput laut oleh KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan) dan OXFAM di Indonesia, dimulai dari bulan Mei 2016 sampai dengan Bulan Maret 2017. Pak Sangkalak, 35 tahun, Ibu Syarifah, 34 tahun, dan Ibu Sumarni sedang memperlihatkan hasil panen rumput laut yang telah tumbuh besar di Kakeang Barat, Desa Tamarupa, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (oxfam/idealita ismanto)
Pendampingan budidaya rumput laut oleh KRKP (Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan) dan OXFAM di Indonesia, dimulai dari bulan Mei 2016 sampai dengan Bulan Maret 2017. Pak Sangkalak, 35 tahun, Ibu Syarifah, 34 tahun, dan Ibu Sumarni sedang memperlihatkan hasil panen rumput laut yang telah tumbuh besar di Kakeang Barat, Desa Tamarupa, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (oxfam/idealita ismanto)

Jakarta, Villagerspost.com – Filantropi Festival yang berlangsung di JCC Senayan tanggal 6-9 Oktober menampilkan berbagai aksi kemanusiaan khususnya dalam memberdayakan masyarakat di daerah tertinggal dan miskin. Oxfam di Indonesia, sebagai salah satu peserta dalam acara ini juga menampilkan berbagai program yang sedang dan telah dilakukannya, khususnya di wilayah Indonesia Tengah dan Timur.

Senior Communication Officer Oxfam di Indonesia Cici Riesmasari mengatakan, sebagai salah satu lembaga filantrofi yang bertujuan menghapuskan kemiskinan, menjalankan beberapa program pemberdayaan seperti di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur. “Ini adalah bentuk upaya Oxfam bersama kelompok masyarakat lainnya untuk bia mencapai tujuan dari SDGs (Sustainable Development Goals) salah satunya mewujudkan kesejahteraan di Indonesia,” kata Cici, kepada Villagerspost.com, Jumat (7/10).

Naruntang, 35 tahun sedang memperlihatkan rumput laut hijau di Puntondo, Desa Laikang, Kabupaten Takalar Sulawasi Selatan. (oxfam/idealita ismanto)
Naruntang, 35 tahun sedang memperlihatkan rumput laut hijau di Puntondo, Desa Laikang, Kabupaten Takalar Sulawasi Selatan. (oxfam/idealita ismanto)

Untuk di Sulawesi Selatan, Oxfam, kata Cici, masih melaksanakan beberapa program di Kabupaten Pangkep dan Takalar. “Program ini merupakan kelanjutan dari program RCL (Restoring Coastal Livelihood-red) di kedua kabupaten itu yang sudah selesai sejak 2015 lalu,” ujar Cici.

Dalam kelanjutan program ini, Oxfam melakukan pemberdayaan berupa memperkuat keterampilan pembudidaya rumput laut di pesisir Pangkep dan Takalar untuk mengolah rumput laut menjadi produk berkualitas. “Di sini mereka juga belajar untuk bisa menanam rumput laut sepanjang tahun, bahkan di musim yang biasa mereka tak menanam, antara September-Oktober (ketika ombak tinggi-red) mereka sudah mulai mencoba menanam,” kata Cici.

Sangkalak, 35 tahun sedang menukur sanitas suhu pada air laut yang bertempat tinggal di Kekeang Barat, Desa Tamarupa , Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. (oxfam/idealita ismanto)
Sangkalak, 35 tahun sedang menukur sanitas suhu pada air laut yang bertempat tinggal di Kekeang Barat, Desa Tamarupa , Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. (oxfam/idealita ismanto)

Para pembudidaya rumput laut di sana juga diajarkan untuk meminimalisir kegagalan panen misalnya dengan mengetahui tingkat salinitas air laut dengan alat ukur sederhana. “Rumput laut bisa tumbuh baik di air dengan kadar salinitas (kegaraman) yang pas, tidak bisa terlalu tinggi, tidak bisa terlalu rendah, sekarang mereka sudah mampu untuk mengetahui hal itu untuk menentukan lokasi tanam rumput laut,” tegas Cici.

Selain di Sulsel, Oxfam juga menjalankan beberapa program lain di Indonesia Timur, khususnya di NTT yaitu di Kupang dan Kefamenanu. Di Kupang, Oxfam bersama mitra melatih 420 perempuan untuk memperkuat akses pangan dan pendapatan pada musim kering. Sementara di Kefamenanu, Oxfam bersama mitra mengatasi masalah kekerasan dalam rumah tangga lewat pelatihan tenaga paralegal. Di sana, sejumlah 228 kasus KDRT berhasil ditangani oleh sejumlah 100 paralegal.

Berkantor di Jakarta, Oxfam juga tak lupa menjalankan beberapa program di ibukota. Salah satunya adalah bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melakukan analusus rantai pasok air bersih pasca banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur dan Penjaringan, Jakarta Utara. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.