Hadirnya Perhutanan Sosial di NTT Disambut Antusias
|
Jakarta, Villagerspost.com – Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Erna Rosdiana mengatakan, masyarakat Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), sangat antusias menyambut program perhutanan sosial di wilayah tersebut. “Terkait Program Perhutanan Sosial saya mendapat laporan dari Kepala BBKSDA NTT, jika di Kecamatan Riung sudah terbentuk kelompok masyarakat yang sudah siap melakukan Perhutanan Sosial,” ujarnya, dalam siaran persnya Kamis (17/10).
Erna menjelaskan, Program Perhutanan Sosial merupakan salah satu solusi dari Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pemberian akses legal pemanfaatan hutan kepada masyarakat. Erna pun melanjutkan jika Kecamatan Riung memiliki potensi wisata alam sangat indah berupa Taman Wisata Alam Laut 17 Pulau yang masuk ke dalam Kecamatan Riung, pada kawasan konservasi tersebut dapat diberikan program Perhutanan Sosial berupa Kemitraan Konservasi.
Dengan mengikuti program Perhutanan Sosial berupa Kemitraan Konservasi ini masyarakat akan mendapatkan banyak keuntungan selain akses legal pemanfaatan hutan, bantuan keuangan berupa Bank Pesona pun bisa diperoleh Kelompok Masyarakat yang ikut dalam kemitraan tersebut.
Selain itu bantuan-bantuan lain dari beberapa Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah pun dapat lebih mudah diterima oleh Kelompok Masyarakat di Riung syaratnya adalah sudah mendapatkan Surat pengakuan perlindungan kemitraan konservasi dari Menteri LHK.
“Surat pengakuan ini wujud akses legalnya. Dengan ada legalitas ini, maka masyarakat yg ada di dalam dan sekitar hutan bisa mendapatkan fasilitas pembangunan lainnya dari sektor-sektor lain seperti dari Kementerian Pertanian, Kementerian Kominfo, Badan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata dan lain sebagainya,” imbuh Erna.
Sementara itu Kepala BBKSDA NTT Timbul Batubara menyatakan, Kemitraan Konservasi di Riung akan didorong, salah satu program kedepan dari BBKSDA NTT di Riung adalah mengembangkan budidaya lebah madu. BBKSDA NTT sudah meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya untuk belajar cara budidaya lebih madu.
SDM dari BBKSDA NTT ini nantinya yang akan melatih masyarakat Riung untuk budidaya lebah madu. Diharapkan masyarakat akan semakin sejahtera dari hasil madu tersebut.
“Dengan program hutan sosial atau kemitraan konservasi ini masyarakat diperlakukan sebagai subyek bukan sebagai obyek, sehingga posisi masyarakat itu menjadi yang utama dalam pembangunan kehutanan,” ujar Timbul.
Timbul juga menambahkan, keberhasilan program Perhutanan Sosial ini membutuhkan keterlibatan semua pihak terutama di tingkat tapak. “Keterlibatan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah desa/kecamatan ini penting untuk keberhasilan program hutan sosial ini,” imbuhnya.
Editor: M. Agung Riyadi