Harga Jagung Naik, Peternak Resah

Jagung produksi lokal untuk kebutuhan pakan ternak (dok. jabarprov.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Kenaikan harga jagung, khususnya untuk pakan ternak akibat kebijakan pembatasan impor, ternyata malah membuah peternak resah. Kamis (30/1) malam, sejumlah peternak yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nasional mendatangi DPR untuk menyampaikan aspirasinya. Mereka mengeluh karena disaat harga jagung melambung, harga telur justru turun, sehingga peternak tak mampu menutupi biaya pakan.

Para peternak tersebut ditemui Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron. Dalam pertemuan, itu Fadli meminta masukan berupa bahan tertulis agar tuntutan peternak bisa disampaikan ke pemerintah. Terkait kenaikan harga jagung, Fadli Zon mengatakan bisa disebabkan banyak faktor. “Yang harus dicari jalan keluarnya adalah perlindungan terhadap harga di tingkat petani karena nilai tukar yang akan menentukan kesejahteraan petani kita,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron yang mendampingi Fadli Zon mengatakan, situasi ini seringkali terjadi di tingkat produsen sehingga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. “Pengaduan para peternak unggas ini sedang kami dalami di Komisi IV,” ujarnya.

Menurutnya, untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa solusi yang bisa dijalankan salah satunya pemberian subsidi. “Dengan cadangan pakan yang tersedia, bisa memberikan subsidi terhadap harga jagung, sehingga harga bisa lebih rendah dan peternak bisa terus menjalankan usahanya,” papar Herman

Agar hal seperti ini tidak terjadi lagi, Herman meminta Bulog harus menetapkan harga acuan terendah dan tertinggi di tingkat produsen hingga konsumen. Dia mengatakan, mekanisme ini sebenarnya sudah berjalan, tinggal bagaimana menekankan bahwa ini menjadi kewajiban pemerintah untuk mempertahankan harga di tingkat produsen. “Namun, di sisi lain tidak menekan ataupun menjadi faktor penekan hingga naiknya harga di tingkat pasar,” tegasnya.

Herman berjanji, dalam waktu dekat, Komisi IV akan rapat dengan Menteri Pertanian sejauh mana solusi yang ditawarkan pemerintah. “Kita akan cari titik tengahnya, yang terpenting adalah bagaimana usaha rakyat mendapat perhatian khusus dari DPR dan Pemerintah,” tandasnya.

Seperti diketahui, sejak sepekan terakhir ini, harga jagung sudah berada di atas harga yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemdag) yakni Rp3.750 per kg. Dari data Forum Peternak Layer Nasional (PLN) harga jagung dengan kadar air 17 persen sudah berada dikisaran Rp4.200-Rp4.500 per kg. Harga ini sudah jauh naik dari kisaran harga di pertengahan Oktober tahun lalu, dimana harga jagung pakan ternak masih di kisaran Rp3.500-Rp3.800 per kg.

Sebelum menyampaikan aspirasi di DPR, ribuan para peternak Blitar yang tergabung dalam PPRN menyampaikan aspirasinya di depan Istana Kepresidenan dan diterima oleh perwakilan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Mereka mempertanyakan penyebab harga pakan yang terus meningkat sementara harga telur semakin anjlok.

Di sisi lain, saat harga jagung sebagai pakan yang terus melambung tinggi, justru berhembus kabar pemerintah melakukan ekspor jagung. “Kami heran di dalam negeri harga jagung semakin naik, semakin sulit didapatkan tapi kok ada di informasi malah di ekspor,” ujar salah satu peternak Blitar.

Sementara, terkait dengan anjloknya harga telur, mereka berpendapat hal ini disebabkan adanya investor asing yang menguasai dari produksi hingga ke pasar sehingga harga di konsumen lebih murah karena tidak melalui distributor. “Akibatnya, harga kita kalah bersaing, jatuh dan mengikuti harga mereka karena peternak rakyat itu kan lewat distributor. Jika hal ini terus berlangsung maka tidak menutup kemungkinan para peternak akan menggulung tikar,” keluh para peternak.

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.