Indonesia Ekspor Bawang Merah ke Singapura

Panen bawang merah di Padang Panjang, Sumatera Barat (dok. pemprov sumbar)

Jakarta, Villagerspost.com – Indonesia kembali mengekspor komoditas bawang merah ke Singapura. Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, ekspor bawang merah yang dilepas dari Surabaya ini, sudah mencapai ribuan ton.

“Jika tahun lalu ekspor secara nasional sebesar 7.750 ton. Nah untuk tahun ini, PT Aman Buana Putera saja sanggup ekspor 6000 ton, artinya ini akan naik dua kali lipat. Ini berkat kerja keras dan doa semua pihak yang memiliki komitmen untuk membangun negeri Indonesia tercinta ini,” tegas Suwandi dalam acara pelepasan ekpor bawang merah, di Surabaya, Senin (9/7).

Suwandi berpesan agar produksi pertanian lainnya juga bisa ditingkatkan lagi kualitasnya hingga dapat berdaya saing. Produknya yang berorientasi ekspor jelas mampu menaikkan devisa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. “Kita berharap pada tahun 2018 ini, ekspor komoditas hortikultura dapat terus meningkat lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya,” tegasnya.

Kementerian Pertanian sejak tahun 2015 lalu giat memantapkan sentra produksi dan memperluas kawasan pertanian, khususnya di luar Pulau Jawa dan wilayah perbatasan. Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura juga terus memperkuat kawasan kawasan bawang dan cabai, baik di Jawa dan perluasan wilayah di luar Pulau Jawa seperti Solok, Tapin, Enrekang, Bima, Lombok Timur dan lainnya.

Hasilnya mulai terlihat, dimana tahun 2016, pemerintah telah menyetop total impor bawang merah dan sejak 2017 ekspor ke beberapa negara tetangga. Sebelumnya tahun 2014 kita masih impor bawang merah mencapai 74.903 ton dan 2015 impor menurun drastis menjadi 17.428 ton.

Capaian ini diperkuat dengan data BPS yang menyebutkan pada tahun 2017, ekspor komoditas hortikultura naik tajam, khususnya untuk komoditas bawang merah yang mencapai 7.750 ton atau naik 93,5 % dibandingkan 2016 yang hanya 736 ton. “Prestasi ini menjadikan Indonesia mampu membalikkan keadaan dari semula impor menjadi negara eksportir bawang merah ke beberapa negara ASEAN,” terang Suwandi.

Suwandi juga menekankan, dengan terlaksananya ekspor bawang ini membuktikan, Kementan tidak hanya berhasil mewujudkan swasembada, akan tetapi juga mewujudkan kedaulatan bawang merah. “Harapannya pada 100 tahun Indonesia merdeka yakni tahun 2045 Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo, menyebutkan bahwa Jawa Timur merupakan sentra bawang merah terbesar kedua setelah Jawa Tengah. Produksi bawang merah Jawa Timur saat ini menyumbang sekitar 20% dari total produksi nasional.

“Sentranya tersebar di Nganjuk, Malang, Probolinggo, Bojonegoro, Sumenep, Sampang, Pamekasan, Mojokerto hingga Bondowoso,” paparnya.

Hadi juga mengungkapkan bahwa jajarannya tengah berkosentrasi untuk menyuplai varietas Super Philip yang berstandar ekspor. “Sedangkan untuk mendukung program ekspor, kami siap suplai dari sentra yang banyak mengembangkan varietas Super Philip yaitu Nganjuk, Probolinggo hingga Bondowoso,” ujarnya.

Dengan suksesnya ekspor bawang merah dari Jawa Timur ini, Dinas Pertanian Propinsi meyakini perekonomian di daerahnya akan stabil. “Kebijakan Pemprov Jawa Timur sangat jelas, kami akan terus maksimalkan produksi bawang merah lokal untuk menjaga agar inflasi stabil. Kami juga sangat mendukung upaya peningkatan ekspor bawang merah seperti hari ini. Alhamdulillah kebijakan ini sangat selaras dengan Pusat,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, pimpinan PT Aman Buana Putera Herry Satyo mengatakan, pihaknya akan mengekspor 6.000 ton bawang merah secara bertahap ke Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Dia juga menegaskan dukungan dan apresiasinya atas program dan kinerja kementerian Pertanian.

“Khususnya atas capaian swasembada bawang merah dan bahkan sudah ekspor sejak tahun lalu. Kami juga sangat merasakan manfaatnya, bahkan sekarang jika kami mencari pasokan bawang merah, itu mudah diperoleh di daerah sentra-sentra bawang merah,” ujar Herry.

Dalam penyediaan suplai bawang, perusahaan ini bekerja sama dengan petani Malang, Bima dan Probolinggo. Kerja sama petani dan pengusaha ini membentuk pola sinergis yang mapan guna pemenuhan pasokan. Selain itu pemerintah turut andil mendorong pelaksanaan manajemen tanam.

“Kami bermitra dengan petani petani bawang merah di beberapa sentra di Bima, Malang, Probolinggo dan lainnya secara sinergis, saling menguntungkan dan berkelanjutan,” pungkas Herry.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.