Indonesia Incar Mesir, Dongkrak Ekspor Kopi dan Kelapa Sawit

Acara lelang specialty coffe Indonesia tahun 2014 (dok. kemendag.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Pemerintah terus berupaya mendongkrak ekspor komoditas kopi dan kelapa sawit. Untuk itu pemerintah mengincar pasar non tradisional seperti Mesir. Tanggal 5-8 Desember 2017, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengirimkan delegasi dagang ke Kairo Mesir. Rombongan tersebut dipimpin oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda.

“Dengan misi dagang ini, Indonesia berupaya meningkatkan ekspor ke negara-negara nontradisional. Produk unggulan yang dibawa melalui misi dagang ini adalah kopi dan kelapa sawit. Selain itu, Indonesia juga bermaksud mengidentifikasi potensi dan hambatan perdagangan antara Indonesia dan Mesir serta mempererat hubungan dagang kedua negara,” jelas Arlinda, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Kamis (7/12).

Misi ini diharapkan mampu mengulang sukses misi dagang ke Jepang yang dipimpin langsung Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Misi dagang tersebut sukses meraup transaksi sebesar US$3,05 miliar.

Misi dagang kali ini memboyong 15 perusahaan Indonesia dari berbagai sektor, antara lain kelapa sawit, kopi, kakao, lada, kertas, dan jasa (surveyor dan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/MICE). Berdasarkan data BPS, ekspor kopi Indonesia ke Mesir pada tahun 2016 mencapai US$41,25 juta.

Kopi Indonesia merupakan produk terbesar yang dibeli buyer Mesir pada Trade Expo Indonesia 2017 dengan transaksi sebesar US$30 juta. Ekspor kelapa sawit ke Mesir pada tahun yang sama mencapai US$657,28 juta, sedangkan ekspor kelapa sawit Indonesia ke dunia mencapai US$18,1 miliar.

“Masih banyak peluang ekspor kopi dan kelapa sawit ke Mesir. Untuk itu, diharapkan melalui misi dagang ini, kita bisa meningkatkan ekspor kedua komoditas tersebut lebih besar lagi ke Mesir,” tandas Arlinda.

Total perdagangan Indonesia-Mesir pada tahun 2016 mencapai US$1,46 miliar dengan nilai ekspor Indonesia sebesar US$1,1 miliar dan impor US$352 juta. Dengan demikian Indonesia surplus US$758,3 juta. Sementara itu, total perdagangan kedua negara periode Januari-September 2017 tercatat mencapai US$1,12 juta atau surplus bagi Indonesia sebesar US$726,10 juta. Ekspor utama Indonesia ke Mesir yaitu kelapa sawit, kopi, karet dan kopra.

Sedangkan impor utama Indonesia dari Mesir meliputi mineral untuk pembuatan pupu seperti fosfat, molase dari ekstrak gula, kurma dan jeruk. Selama periode 2011-2016 nilai investasi Mesir di Indonesia tercatat sebanyak 30 proyek dengan nilai investasi sebesar US$4,32 juta. Sedangkan pada tahun 2017 (Q3) investasi Mesir tercatat sebanyak 11 proyek senilai US$474,20 ribu.

Investasi utama Mesir yaitu di sektor industri (tekstil, kayu, kertas) dan sektor jasa (perdagangan dan reparasi, serta hotel dan restoran). “Misi dagang ini juga merupakan kesinambungan dari misi dagang ke pasar non tradisional lainnya yang dilakukan Kemendag sebelumnya, yaitu ke Afrika Selatan dan Nigeria pada 20-26 Juli 2017 lalu. Selain itu, dengan penduduk sebanyak 104 juta jiwa, Mesir merupakan pasar yang sangat potensial,” tandas Arlinda.

Berbagai kegiatan dan pertemuan akan dilakukan dalam rangkaian misi dagang ini. Para pelaku usaha dijadwalkan bertemu dan berinteraksi dengan mitra bisnisnya dalam kegiatan Forum Bisnis dan One On One Business Matching. Para pelaku usaha juga akan mengunjungi importir kopi di Mesir.

Selain itu, Arlinda dijadwalkan bertemu dengan First Undersecretary, Trade Agreement Sector, Ministry of Trade Mesir, Saied Abdallah. Pertemuan ini dimaksudkan untuk terus mempererat hubungan bilateral kedua negara. Saat ini Mesir menempati urutan ke-1 sebagai negara tujuan ekspor Indonesia ke benua Afrika, atau menempati urutan ke-26 tujuan ekspor Indonesia ke dunia.

Sedangkan sebagai negara sumber impor Indonesia dari benua Afrika, Mesir menempati urutan ke-3 Afrika, atau menempati urutan ke-36 sebagai sumber impor Indonesia dari dunia “Dengan misi dagang ini, diharapkan dapat meminimalisasi hambatan perdagangan yang ada, sehingga ekspor ke Mesir pada khususnya, dan ekspor ke negara-negara non tradisional pada umumnya dapat terus meningkat,” pungkas Arlinda. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.