IPB Luncurkan Sekolah Lapang Melon Bebas Pestisida

Peluncuran sekolah lapang melon bebas pestisida di Kebun Aelefa IPB, Sabtu (7/3). (dok. ipb)

Bogor, Villagerspost.com – IPB University meluncurkan sekolah lapang melon bebas pestisisida. Peluncuran sekolah lapang tersebut ditandai dengan penanaman beberapa varietas melon unggulan bebas pestisida hasil penelitian ilmuwan-ilmuwan IPB. Penanaman dilaksanakan di Kebun Aelefa IPB, Kampus Dramaga, Sabtu (7/3) kemarin.

Ketua Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Ilmu Pertanian IPB Dr. Ir. Suryo Wiyono mengatakan, tujuan dari peluncuran sekolah lapang ini adalah untuk mengintegrasikan teknologi pengendalian hama terpadu berbasis pengendalian hayati dan teknik non kimia yang relevan. “Setelah dikembangkan pada skala laboratorium dan rumah kaca selama 10 tahun terakhir, kemudian bibit-bibit melon bebas pestisida ini mulai dikembangkan pada skala kebun,” kata Suryo.

Kepala Departemen Proteksi Tanaman IPB Dr. Ir. Suryo Wiyono membimbing mahasiswa angkatan 1-10 sekolah lapang untuk menanam bibit melon bebas pestisida (dok. ipb)

Selain mengujicoba teknologi melon bebas pestisida di skala lapangan, sekolah lapang ini juga bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu mengelola bisnis melon. “Dengan teknologi tanpa pestisida, mulai dari pengolahan lahan hingga panen dan pasca panen, semua dipelajari dan dipraktikkan di sekolah lapang ini,” papar Suryo.

Suryo mengatakan, pengembangan teknologi melon bebas pestisida ini penting karena penggunaan pestisida pada melon sangat tinggi. “Melon termasuk tanaman yang banyak hama penyakitnya, ada tujuh jenis virus, empat jenis cendawan, dua jenis bakteri dan berbagai nematoda (parasit),” ujar Suryo.

Namun, kata dia, pengendalian hama dan penyakit pada melon dengan menggunakan pestisida kimia sintetis hanya akan menurunkan kualitas buah dan juga akan mempersempit pasar melon, khususnya jika berorientasi ekspor. Pasalnya, saat ini, pasar mulai menuntut hasil produk pertanian yang sehat, bersih dan bebas pestisida. “Lagipula penggunaan pestisida berlebihan juga malah memicu kekebalan hama penyakit,” ujarnya.

Mengeambangkan media tanam untuk mengendalikan virus pada melon menjadi bagian dari kurikulum sekolah lapang melon bebas pestisida (dok. ipb)

Salah satu praktik pengendalian hama penyakit yang diterapkan dalam sekolah lapang ini adalah teknik menahan serangan virus. “Penyakit utama melon akhir-akhir ini adalah virus. Cara mengatasinya, bibit melon dikurung pada media kedap serangga, sebelumnya sudah di-hotwater treatment dan bio-imunisasi dengan PGPR (Plant Growth-Promoting Rhizobacteria),” jelas Suryo.

Suryo memaparkan, ada empat prinsip dasar teknologi melon bebas pestisida. Pertama, optimalisasi pertumbuhan tanaman. Kedua, bioimunisasi tanaman dengan berbagai agen hayati. Ketiga, minimalisasi sumber inokulum patogen dan penularan. Keempat, monitoring intensif untuk tindakan cepat.

Dalam peluncuran sekolah lapang melon bebas pestisida ini, Suryo ikut menyertakan 10 orang mahasiswa angkatan pertama sekolah lapang melon bebas pestisida. Mereka adalah para mahasiswa tingkat akhir. “Program ini dilaksanakan atas kerjasama IPB dengan PasDesa, perusahaan yang peduli pada peningkatan produk pertanian,” ujar Suryo.

Ke depan, ujar Suryo, akan di bentuk beberapa angkatan sekolah lapang melon bebas pestisida ini. “Sekolah lapang ini juga akan disebar di berbagai lokasi di Indonesia,” pungkasnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.