Jelang Panen Raya, Pemerintah Tambah Lagi Jagung Impor 150 Ribu Ton

Acara panen jagung di Sulawesi Selatan (dok. sulsel.kemenag.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Setelah melaksanakan impor jagung sebanyak 130 ribu ton, pemerintah kini menambah lagi volume impor jagung hingga sebanyak 150 ribu ton, menjelang masa panen raya yang diperkirakan akan jatuh pada bulan April nanti. Dengan demikian, sejak akhir tahun kemarin, hingga awal 2019 ini, pemerintah telah mengimpor jagung sebanyak 280 ribu ton.

Dibukanya keran impor jagung tambahan itu dibenarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Darmin mengatakan, keran impor jagung kembali dibuka karena harga jagung di tingkat peternak belum turun. “Karena harganya belum turun padahal yang diimpor sebelumnya sudah habis,” kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (28/1).

Darmin mengatakan, impor jagung tersebut direncanakan bisa masuk pada akhir Februari 2019. Dia pun memprediksi jagung hasil impor tersebut akan habis terserap sebelum panen raya terjadi pada April 2019.

Pengumuman surat undangan impor jagung telah dipublikasikan oleh Perum Bulog. Dalam pengumuman tersebut disebutkan total kebutuhan impor adalah sebesar 150 ribu ton dan berasal dari Brasil serta Argentina. Selain itu, Bulog juga mensyaratkan batas waktu maksimal kedatangan impor jagung tersebut adalah pada 31 Maret 2019.

Terkait masuknya jagung impor ini, para petani jagung sebelumnya sempat khawatir, masuknya jagung impor di tingkat petani akan turun hingga di bawah Rp3.000 per kilogram. Petani sendiri berharap harga jagung panen mereka laku di angka Rp4.000-Rp5.000 per kilogram. Jika, harga anjlok di angka di bawah Rp3.000 petani dikhawatirkan akan mengalami kerugian.

Menanggapi kekhawatiran ini, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) sebelumnya mengaku akan berhati-hati dalam merealisasikan impor jagung. Kehati-hatiannya ini agar tidak mengganggu musim panen yang akan terjadi dalam waktu dekat.

Dia mengaku, surat persetujuan impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan sudah didapatkan, sehingga pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan. “Gini, kalau untuk surat sudah ada di tangan kita, namun kita lihat dulu perkembangannya. Sebetulnya yang dibutuhkan peternak real-nya berapa? Jangan sampai kita berlebihan. Kedua, waktu kami impor jangan sampai kita bertepatan dengan panen,” kata Buwas di Komplek Istana, Jakarta Pusat, Kamis (24/1).

Buwas meminta kepada seluruh petani agar tidak perlu khawatir dengan adanya jagung impor mendekati masa panen. Pasalnya, jagung impor akan disesuaikan dengan peta di lapangan. Bahkan pihak Bulog, kata Buwas, selalu berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan juga pemerintah daerah. “Kan tergantung peta panennya. Saya berpedoman pada masa panen,” tegasnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.