Jerman Dukung Indonesia Lawan Isu Negatif CPO

Perkebunan sawit di Indonesia (bumn.go.id)
Perkebunan sawit di Indonesia (bumn.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Indonesia kerap diterpa isu negatif terkait produk Crude Palm Oil (CPO) sehingga kesulitan menembus pasar Eropa. Beruntung, Jerman kemudian berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam mengkonter kampanye negatif CPO di pasar Eropa tersebut.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pangan dan Pertanian Jerman Cristian Schmidt dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Minggu (3/4). Amran menjelaskan kepada Schmidt, CPO merupakan produk strategis di Indonesia yang menghidupi jutaan orang di. Karena itu, mereka juga tidak bisa dikesampingkan sebagaimana menjaga kelestarian lingkungan seperti menjaga orangutan.

Sebagai jalan tengah, Indonesia telah mendorong penanaman CPO yang sustainable, bukan melarang masuk CPO. “CPO ini kan selalu deforestasi yang jadi masalah. Tapi saya sampaikan bahwa CPO itu menghidupi banyak orang. Ada 4 juta petani CPO di Indonesia, menghidupi 16 juta orang, jangan dilihat masalah deforestasi saja. Ini orang mau hidup, orang utan saja dilindungi, apalagi orang betulan. Karena itu beliau menyatakan mendukung ISPO,” kata Amran.

(Baca juga: Ikhtiar Membangun Model Sawit Berkelanjutan)

Meski sering melakukan black campaign atas produk CPO Indonesia, Amran mengatakan, Jerman maupun negara-negara lain di Uni Eropa juga membutuhkan CPO. Karena itulah pihaknya meminta Jerman membantu melawan black campaign terhadap produk CPO di Uni Eropa.

Permintaan itu dijawab Schmidt dengan komitmen untuk membantu Indonesia mengkonter isu negatif CPO. Dia mengusulkan pembentukan Kelompok Kerja Kecil (Working Group) untuk membahas harmonisasi standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dengan standar CPO yang dimiliki pihak Jerman yang memberikan penekanan khusus pada aspek keberlanjutan dari produksi.

“Mereka menyatakan butuh CPO juga. Industri kosmetik misalnya, pakai CPO bahan bakunya. Kami minta mereka membantu menghadapi black campaign CPO di Uni Eropa, minimal mengklarifikasi,” kata Amran.

Amran dalam kesempatan itu juga menjelaskan fungsi strategis sawit antara lain dari sisi Community development, dimana ada 4 juta petani terkait langsung dalam pertanaman kelapa sawit. “Bila 1 keluarga memiliki rata-rata 3 orang anak, maka ada 16 juta orang yang terlibat secara langsung,” kata Amran.

Jumlah tersebut akan bertambah bila diperhitungkan jumlah orang yang terlibat secara tidak langsung, yang dipertkirakan mencapai 40 juta orang. “Indonesia tidak boleh menutup mata terhadap penghidupan 40 juta orang. Oleh sebab itu, bagi Indonesia minyak kelapa sawit sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka,” terang Amran.

Selain membahas isu black campaign CPO di pasar Eropa, pertemuan dua menteri ini juga membahas tentang investasi dan akses pasar produk susu Jerman ke Indonesia. Tawaran investasi pada bidang pertanian di Indonesia khususnya untuk komoditas gula, jagung, dan sapi disambut baik oleh Menteri Cristian dengan berjanji akan menfasilitasi akses pasar produk susu dan turunannya ke Indonesia.

Mentan menyambut baik keinginan Jerman untuk melakukan pemasaran susu dan produk turunannya ke Indonesia sepanjang hal tersebut dapat bersaing dengan Negara pemasok susu yang sudah ada. Pada kesempatan ini pula Mentan mengundang investasi dari Jerman, khususnya untuk komoditas Jagung, gula, dan sapi hidup.

Pemerintah Jerman sangat tertarik karena pasar untuk komoditas tersebut sangat besar di Indonesia. Untuk merealisasikan hasil pembicaraan tersebut, kedua Menteri bersepakat untuk membuat Tim Kecil dan akan segera berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terkait di Indonesia dan di Jerman.

Ikuti informasi terkait masalah sawit >> di sini <<

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.