Jokowi: Koperasi Indonesia Harus Masuk 100 Besar Dunia

Pendaftaran anggota koperasi nelayan (dok. rare.org)

Jakarta, Villagerspost.com – Presiden Joko Widodo menaruh harapan besar kepada koperasi di tanah air agar benar-benar menjadi soko guru perekonomian bangsa. Dalam sambutannya pada Peringatan Hari Koperasi Nasional Ke-71 Tahun 2018 di Tangerang, Banten, Kamis (12/7), Jokowi meminta agar koperasi-koperasi nasional belajar dari koperasi terbaik di dunia agar masuk 100 besar koperasi global.

Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta koperasi lain mecontoh dua koperasi nasional yang sukses. “Saya tadi sudah sampaikan, Kospin Jasa sudah melantai di bursa. Saya tahu koperasi Sidogiri juga omsetnya/perputaran uangnya sudah lebih dari Rp16 triliun. Seperti ini yang harus diikuti oleh koperasi-koperasi yang lain,” ujarnya.

Jokowi juga meminta agar koperasi nasional belajar dari kesuksesan koperasi di luar negeri. Salah satunya, Koperasi Fonterra dari Selandia Baru, yang bergerak di bidang susu dan produk susu yang dimiliki bersama oleh 10.500 petani, menghasilkan omset NZ$17,2 miliar atau sekitar Rp165 triliun rupiah per tahun.

“Coba datangi saja Fonterra. Memulainya dari seperti apa, kemudian berkembang menjadi Rp165 triliun per tahun itu kuncinya di mana. Belajar di sana seminggu, 2 minggu, 3 minggu,” tegas Jokowi.

Jokowi memaparkan dengan omset Rp165 triliun, Fonterra telah menjadi perusahaan terbesar di Selandia Baru. Karena itu, dia menginginkan, agar koperasi di Indonesia meniru dan memodifikasi langkah sukses Fonterra.

“Kita ingin di Indonesia juga sama, ada perusahaan Indonesia yang terbesar, dan itu adalah koperasi. Pak Menteri dan Pak Ketua Dekopin, ajak bareng-bareng ke sana, tapi jangan banyak belanjanya. Ke sana untuk betul-betul belajar, bagaimana mereka me-manage koperasinya sehingga menjadi perusahaan terbesar di Selandia Baru,” tegas Jokowi.

Jokowi menilai, koperasi harus menjadi wadah untuk inovasi dan penggerak inovasi. “Inovasi bagaimana cara berproduksi yang baik, inovasi bagaimana membuat variasi-variasi produk yang baik, inovasi bagaimana membuat kemasan-kemasan yang baik, inovasi bagaimana memasarkan produk-produk yang ada,” tuturnya.

Koperasi, lanjut Presiden, juga selayaknya menjadi tempat para anggota untuk belajar bersama mengenai marketing, mengenai kemasan, mengenai variasi produk. “Tempatnya memang harus di koperasi. Inilah sistem ekonomi gotong royong yang ingin kita kembangkan terus. Mengumpulkan serta menebarkan pengetahuan informasi-informasi yang terkini, dan juga mengembangkan keterampilan-keterampilan baru di antara anggota anggota koperasi,” ucap Jokowi.

Sementara itu, dalam siaran persnya, Kementerian Koperasi dan UKM memaparkan, untuk memajukan perkoperasian di Indonesia, pihak kementerian menjalankan Reformasi Total Koperasi. “Hal itu bertujuan untuk mengembangkan koperasi secara berkualitas sebagai organisasi yang memberikan kesejahteraan kepada anggotanya dan kemanfaatan kepada masyarakat,” tegas siaran pers tersebut.

Reformasi Total Koperasi dilaksanakan dengan tiga langkah strategis, yaitu: Reorientasi, Rehabilitasi dan Pengembangan. Reorientasi Koperasi ditandai dengan perubahan paradigma dari kuantitas menjadi koperasi berkualitas dan berdaya saing tinggi. Rehabilitasi menjadi tonggak terhadap perbaikan database koperasi dengan Online Database System untuk menghasilkan data koperasi yang akurat dan aktif.

Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas koperasi yang setara dengan badan usaha swasta dan BUMN yang sehat, profesional melalui berbagai regulasi yang kondusif dan pembinaan yang terus menerus.

Melalui Reformasi Total Koperasi, koperasi mampu tumbuh secara berkualitas yang ditandai dengan meningkatnya kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional. Tahun 2014, PDB koperasi hanya 1,71 persen kemudian meningkat menjadi 3,99 persen tahun 2016 dan tahun 2017 naik lagi menjadi 4,48 persen setara dengan nilai Rp 609,07 triliun.

Selain itu, rasio kewirausahaan juga mengalami peningkatan dari 1,65 persen pada tahun 2013 menjadi 3,1 persen tahun 2016 dan meningkat lagi menjadi 8,39 persen tahun 2017. Di masa kini, dapat dilihat koperasi yang berhasil bertransformasi hingga menjadi badan usaha berdaya saing tinggi, antara lain Kospin Jasa.

Kospin Jasa merupakan koperasi pertama yang berhasil menjadi penyalur KUR. Kemudian Kospin Jasa juga koperasi pertama yang berhasil mencatatkan anak usahanya PT JMA Syariah di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, Kisel yang merupakan contoh koperasi modern yang telah membuka 11 kantor wilayah dan 42 kantor cabang. Kisel membukukan omzet Rp6,4 triliun tahun 2017 dan membagikan SHU Rp63,7 miliar.

Ada juga KWSG atau Koperasi Warga Semen Gresik adalah salah satu koperasi yang berkembang menjadi lembaga multibisnis. KWSG mendirikan Pabrik Fiber Cement “Gress Board” yang telah mencatatkan pendapatan Rp2,5 triliun tahun 2017.

Editor: M.Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.