Jokowi Tinjau Penggunaan Pupuk Mikrobia

Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat meninjau persawahan di Indramayu. (dok. setkab.go.id)
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat meninjau persawahan di Indramayu. (dok. setkab.go.id)

 

 
Jakarta, Villagerspost.com – Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, meninjau areal pertanian di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (3/10). Ini merupakan kedatangan kedua kali Jokowi ke salah satu kawasan lumbung padi di Jawa Tengah tersebut. Dalam kesempatan kali ini, Jokowi dan Amran ingin memastikan efektivitas penggunaan pupuk mikrobia.

“Saya ke sini bukan untuk melihat panennya tapi ingin memastikan mikrobia bisa hasilkan panen lebih banyak. Saya sendiri sudah mau panen. Kalau yang panen ya petaninya, bukan saya,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan singkatnya di areal persawahan Desa Sonorejo, Sukoharjo, Sabtu (3/10) seperti dikutip setkab.go.id.

Presiden Jokowi kemudian menceritakan pengalamannya ketika melakukan kunjungan kerja melihat langsung panen raya yang melimpah berkat pemakaian mikrobia. “Di Karawang varietasnya IPB 3S satu hektare menghasilkan 13 ton per hektare, meningkat empat ton per hektare. Saya ke sini juga memastikan metode yang dikembangkan meningkatkan produksi padi,” katanya.

Pupuk mikrobia atau pupuk mikrobiologis atau biofertilizer atau pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup yang ketika diterapkan pada benih, permukaan tanaman, atau tanah, akan mendiami rizosfer (tanah yang menempel pada akar tanaman) atau bagian dalam dari tanaman dan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan nutrisi utama dari tanaman.

Presiden menyebutkan di lokasi panen itu, yang dikembangkan bukan varietas tapi metode yang disebut 3 in 1 yang menyangkut teknik penanaman, penggunaan pupuk mikrobia BK dan mikrobia Pomi yang mampuĀ  membuat panen padi melimpah dibanding pupuk biasa. “Satu hektare bisa menghasilkan 10 ton. Kalau berhasil di sini, maka akan dikembangkan ke tempat-tempat yang lainnya,” kata Presiden Jokowi.

Jokowi berharap Kabupaten Sukoharjo akan menjadi tempat percontohan apakah satu hektare tanah bisa menghasilkan 10 ton beras. Apabila di kabupaten makmur ini, satu hektare sawah bisa menghasilkan 10 ton beras, maka Jokowi akan memerintahkan Menteri Pertanian (Mentan) untuk melakukan hal yang sama di daerah lainnya.

Sementara itu Mentan Amran Sulaeman mengatakan pemerintah terus mendorong petani memanfaatkan inovasi untuk meningkatkan produksi dan pendapatan. “Di sini (Sukoharjo) baru untuk 50 hektare, di Karawang kemarin baru 500 hektare,” katanya.

Menurut Mentan, dalam tahun 2015 ini juga pemerintah akan memperluas lahan pertanian padi dengan inovasi itu. “Di Karawang akan diperluas dari 500 hektare menjadi 100.000 hektare, tahun ini dilaksanakan, benih dan pupuk diserahkan gratis ke petani,” kata Amran.

Di kawasan pertanian Sukoharjo ini, Presiden Jokowi sekaligus ingin membuktikan bahwa meskipun saat ini ada fenomena El Nino yang berdampak kemarau panjang namun setiap saat masih ada panen padi. “Ada cerita El Nino tapi di lapangan setiap bulan juga ada panen karena meski ada el nino petani juga tidak tinggal diam,” kata Presiden Jokowi.

Presiden menyebutkan upaya itu antara lain petani menyewa pompa air untuk mengairi sawah. “Sekarang diberi pompa sama Mentan. Ini kan upaya, petani tidak tinggal diam,” katanya.

Presiden mengajak semua pihak optimis menyikapi berbagai kondisi. “Kita harus optimis sehingga pertanyaannya keliru, seharusnya pertanyaannya kapan kita bisa ekspor,” katanya.

PresidenĀ  menyebutkan upaya lain peningkatan produksi beras juga dilakukan dengan pendampingan kepada petani. “Semua mendampingi, ada dari perguruan tinggi, LSM, Kementan dan Babinsa,” pungkas Jokowi. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.