Kampanye Gemarikan, Susi Tebar Bantuan ke Pesantren di Banjar

Panen ikan nila mesir hasil budidaya (dok. kementerian pertanian)

Jakarta, Villagerspost.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan kembali menggelontorkan bantuan perikanan kepada pesantren di Jawa Barat. Bantuan ini diserahkan dalam rangka pelaksanaan program kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina (Gemasatukata).

Setelah menyerahkan bantuan kepada pesantren di Ciamis, Jawa Barat, pada Selasa (9/4), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahurrohman dan Ponpes Miftahul Amanah di Kota Banjar, Jawa Barat. Di Ponpes Miftahurrohman, Susi menyerahkan, bantuan 12 lubang budidaya nila sistem bioflok, 30.000 ekor benih nila, 1.000 kg pakan mandiri, dan 1 ton ikan konsumsi. Sedangkan di Ponpes Miftahul Amanah diserahkan 1 ton ikan segar konsumsi.

Dalam sambutannya pada kesempatan itu, Susi mengungkapkan, selain memiliki kebijakan pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing, pemerintah juga memiliki program pengentasan stunting (gangguan pertumbuhan manusia) melalui kampanye Gemarikan dan Gemasatukata ke berbagai daerah Indonesia.

“Ini merupakan upaya pemerataan. Kita ingin setiap warga negara Indonesia dapat menikmati kandungan gizi dari ikan melalui bantuan budidaya maupun ikan konsumsi secara langsung. Oleh karena itu, KKP telah melakukan kunjungan ke berbagai daerah. Di Jawa Barat sendiri, dalam beberapa hari ke depan kita akan terus berkeliling,” papar Susi.

Ikan diharapkan menjadi salah satu sumber protein utama dalam pola konsumsi masyarakat. Pasalnya, berdasarkan penelitian di 2014, 1 dari 3 anak Indonesia tumbuh stunting akibat kurangnya gizi pangan yang dikonsumsi. “Kalau kita cuma makan nasi, singkong, sayuran, nanti ngantuk saja terus bawaannya. Belajar jadi tidak semangat,” tegas Susi.

“Kalau mau besar-besar, perbanyak makan ikan. Pelihara di rumah masing-masing, utamakan untuk konsumsi sendiri dulu. Kalau makan, lauk ikannya dibanyakin, nasinya sedikit saja, biar tidak ngantuk,” tambah Susi.

Susi juga mengapresiasi kebiasaan membudidayakan ikan yang dilakukan masyarakat sekitar. “Saya senang dengan budaya, kultur, tradisi orang Sunda yang senang budidaya ikan baik di kolam, saluran air, bak-bak rumah. Ini adalah sesuatu yang bagus dan tolong dilanjutkan,” pujinya.

Susi menyarankan masyarakat untuk belajar membuat pakan ikan sendiri agar lebih hemat biaya. Dia menegaskan, KKP siap memberikan bantuan sarana budidaya berupa teknologi budidaya sistem bioflok, benih ikan, pakan ikan, maupun mesin pakan ikan mandiri.

Tak hanya itu, KKP juga menyediakan bantuan permodalan melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) bagi masyarakat yang tertarik membuka usaha budidaya maupun pengolahan hasil kelautan dan perikanan. Bantuan permodalan ini dalam bentuk pinjaman dengan bunga lunak, 3 persen saja. “Silakan bikin kelompok atau koperasi. Silakan daftarkan. Bisa bikin usaha budidaya atau pengolahan kerupuk ikan, bakso ikan, dan sebagainya,” lanjutnya.

Walikota Banjar Ade Uu Sukaesih menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan KKP. Menurutnya, Banjar memang tidak memiliki sumber daya alam yang mumpuni (tidak ada laut). Namun, segala keterbatasan yang ada harus bisa dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat.

Salah satunya dengan menggiatkan kegiatan budidaya. “Semua masyarakat hendaklah berpikir untuk kerja, kerja, kerja, hasilnya Allah yang menentukan,” kata Ade.

Berkat upaya masyarakat tersebut, saat ini produksi budidaya ikan di Kota Banjar sudah mencapai 87 juta ekor per tahun. “Ini adalah anugerah bagi kita semua. Kita punya lele, gurame, nila, mujair, bebeong, bebeong yang hanya ada di sungai Citanduy. Mudah-mudahan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat kita sendiri,” harapnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.