Ke Jawa Tengah, KKP Bakal Tambah Bibit dan Indukan Udang Serta Lepas Ekspor

Budidaya udang dalam tambak plastik. (dok. pusluh.kkp.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati, Jawa Tengah, untuk meninjau industri udang di kedua kabupaten pesisir itu. Dalam kesempatan itu, Edhy berjanji akan menambah benih dan indukan udang untuk mencukupi kebutuhan pembudidaya udang di Indonesia.

“Dari semua permasalahan pembudidayaan yang saya tangkap, utamanya itu kurangnya benih dan indukan,” kata Edhy, saat mengunjungi Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Kamis (30/1).

Edhy mengatakan sektor budidaya perikanan, khususnya udang, punya peluang besar menopang perekonomian nasional dan menciptakan lapangan kerja baru, karena persentasi penggarapannya masih terbilang kecil, yakni 10 persen dari potensi yang dimiliki. Selain Vaname dan Windu yang sudah umum dibudidayakan, juga ada udang jerbung (Penaeus merguiensis) dan udang putih (Penaeus indicus).

Dua udang ini merupakan asli Indonesia, namun produktivitasnya masih dominan dari hasil tangkapan di alam. Sehingga mengarahkan udang jerbung dan udang putih ke sektor budidaya diyakini dapat meningkatkan produktivitas udang nasional.

Pembenihan udang jerbung dan udang putih sedang dimasifkan di BBPBAP Jepara. Dalam setahun, balai ini mampu memproduksi 20 juta benih udang, di mana 12 juta di antaranya merupakan hasil dari indukan yang bukan dari tangkapan di alam. BBPBAP Jepara sendiri saat ini punya 30 ribu indukan udang jerbung.

Menurut Edhy, jumlah tersebut masih harus ditingkatkan agar bisa memenuhi kebutuhan pembudidaya di Indonesia. Bahkan ia berencana memberikan benih secara gratis ke masyarakat bila stok benih sudah melimpah.

“Kalau semua nelayan petambak kita diberi gratis, saya pikir mereka tinggal menjalankan saja. Dan saya yakin pertumbuhan (produktivitas) nasional meningkat. Ini hanya butuh perbanyakan dan fisilitas, agar bagaimana hasilnya bisa sampai ke tambak pembudidaya,” kata Edhy.

Langkah lain untuk meningkatkan produktivitas udang adalah dengan memanfaatkan tambak-tambak idle. Di samping itu, merangkul kepala daerah untuk memetakan wilayah tambak di area kerja masing-masing. KKP menargetkan tahun ini produktivitas udang nasional naik menjadi 1,2 juta ton dari yang sebelumnya 1,05 ton.

Dalam kunjungannya ke BBPBAP, Menteri Edhy juga berialog dengan pembudidaya dari berbagai daerah Jepara dan sekitarnya. Dalam kesempatan itu, Edhy sekaligus menyerahkan bantuan, di antaranya benih nila, udang vaname, udang putih dan pakan mandiri ke 11 Pokdakan dengan nilai lebih dari Rp150 juta.

Sementara itu, Plt. Bupati Jepara Ian Kristiadi menyebut wilayahnya sangat cocok menjadi tempat berbudidaya perikanan karena memiliki garis pantai cukup panjang mencapai 82 Km. Selama ini, banyak masyarakat Jepara yang terjun ke budidaya rajungan.

Ian berharap, dengan adanya kunjungan Menteri KKP dan hasil pembenihan di BBPBAP Jepara, masyarakat tak ragu terjun ke sektor budidaya udang. Dia juga berharap adanya pelatihan dan bantuan permodalan bagi para pembudidaya.

Sementara itu, dalam kunjungannya ke Kabupaten Pati, Edhy Prabowo melepas ekspor satu kontainer produk olahan udang dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah ke Jepang. Rincian produk yang dieskspor adalah nobashi black tiger dan ebi furai sebanyak 8 ton, hasil produksi PT Dua Putra Utama Makmur, Tbk. “Dengan pelepasan ini, semoga ekspor tetap terus berlanjut dan menyumbang devisa untuk negara. Karyawannya juga bisa terus tersenyum,” ujar Edhy

Edhy mengaku siap mendorong industri perikanan di Jawa Tengah agar hasil produksi bisa lebih ditingkatkan. Dia juga menerima dengan tangan terbuka semua masukan maupun keluhan dari pelaku industri bila mengalami hambatan dalam menjalankan usaha.

“Yang penting perusahaan harus menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada. KKP ingin memperbaiki birokrasi yang menghambat pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Edhy mengatakan, dorongan bagi pelaku industri perikanan perlu karena selain menyerap tenaga kerja, majunya sektor industri ini akan berdampak pada pendapatan asli daerah dan menyumbang devisa negara. Berbicara mengenai ekspor, komoditas perikanan lainnya yang turut menjadi unggulan ekspor Indonesia adalah rajungan.

Merujuk data sementara dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, nilai ekspor rajungan dan kepiting sebesar 393 juta dolar AS, dengan volume 25,9 ribu ton. Pangsa pasar rajungan mencakup Amerika Serikat, China, Malaysia, Jepang, Singapura, Prancis, hingga Inggris.

Provinsi Jawa Tengah sendiri merupakan salah satu daerah penghasil rajungan. Hingga pertengahan Januari tahun 2020, sebanyak 161 ton rajungan asal Kabupaten Demak dan Rembang senilai Rp39,37 miliar telah berhasil diekspor dari ke Amerika Serikat dan Hongkong.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.