Kebersihan Toilet dan Kamar Mandi, Kunci Keberhasilan Desa Wisata

Kawasan hutan mangrove Dewi Mangrove Sari, Brebes, Jawa Tengah (villagerspost.com/rizaldi abror)

Jakarta, Villagerspost.com – Kebersihan, khususnya kebersihan toilet dan kamar mandi bisa menjadi kunci sukses desa wisata. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan, kebersihan dan kualitas toilet mempengaruhi minat pengunjung untuk berwisata ke desa.

Untuk itu, menyarankan agar desa wisata di Bali mengalokasikan dana desa untuk membangun toilet berstandar tinggi. “Kuncinya pariwisata ada di toilet dan kamar mandi. Jadi gunakan dana desa untuk bikin toilet umum supaya wisatawan nyaman,” ujar Eko, saat membuka Pelatihan Desa Wisata Angkatan XII, XIII dan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Angkatan X di Balai Latihan Masyarakat Denpasar, Bali, Senin (19/8).

Selain toilet, kata Eko, desa wisata juga perlu memikirkan homestay untuk bermalam para wisatawan. Tak perlu biaya mahal, menurutnya, desa wisata dapat membuat penginapan dengan konsep outdoor seperti tenda.

“Bikin homestay dari tenda-tenda outdoor. Tapi harus ada kamar mandinya. Tapi bikin kegiatan, harus ada konsep, misalkan ada tarian-tarian sehingga wisatawan bisa ikut menari, ada api unggunnya saat malam, atau bikin ada yoganya juga,” ujarnya

Model-model wisata seperti itu, lanjutnya, dapat memberikan pendapatan kepada desa tanpa membutuhkan biaya yang mahal. Yang terpenting menurutnya, konsep wisata harus matang dan konsisten. Misalnya terdapat desa yang konsisten dengan wisata tari kecak, maka wisatawan akan berbondong-bondong datang ke desa tersebut hanya untuk melihat tarian kecak.

“Desa-desa terpencil misalnya, bisa bikin bioskop desa, karena di desa-desa terpencil belum ada bioskop. Kalau di Bali kan sudah banyak bioskop,” ujarnya.

Di sisi lain Eko mengatakan, berhasilnya pengembangan desa wisata juga dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya Manusia pengelolanya. Sehingga menurutnya, penting bagi desa untuk mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan terkait pengelolaan desa wisata.

“Kalau setiap desa bisa menciptakan keunikan-keunikan sendiri, saya yakin desa-desa wisata bisa cepat berkembang,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Eko Putro Sandjojo juga mengatakan, perdesaan memiliki potensi usaha yang besar di berbagai bidang. Menurutnya, membuka peluang usaha di desa hanya butuh cara berpikir di luar rata-rata.

“Banyak transmigran sukses, karena mereka bisa berpikir di luar rata-rata orang biasa,” ujarnya saat membuka Seminar Soft Skill Entrepreneur di Harris Sunset Road Bali, Senin (19/8).

Di hadapan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) se-Provinsi Bali ini ia mengatakan, pengusaha di zaman revolusi industri 4.0 saat ini dipermudah dengan fasilitas teknologi serba canggih. Hal ini membuka peluang bagi pengusaha-pengusaha kecil untuk terus berinovasi.

“Dulu kalau mau sukses, harus deketin perusahaan besar. Sekarang terbalik, perusahaan besar yang harus deketin perusahaan-perusahaan kecil. Karena market sekarang dipegang oleh perusahaan-perusahaan kecil,” ujarnya.

Eko mengakui, banyak pengusaha yang menjadikan kelemahan infrastruktur desa sebagai kendala membuka peluang usaha. Padahal menurutnya, seorang pengusaha harus mampu membaca setiap kesempatan dari kekurangan dan kelemahan.

“Kuncinya sekarang semua bisa jadi kesempatan. Saya pernah datang ke desa di Gorontalo dan Jambi yang desanya begitu miskin, tidak ada infrastruktur. Saya diajak ke desa wisata yang jalannya rusak dan becek. Tapi kreatif, dia (pengusaha) beli jeep willys, jadi masuk ke desanya dijadikan atraksi. Hotelnya dibikin kayak tenda, cuma kamar mandinya bagus,” ungkapnya.

Selain cara berpikir, ia juga mengatakan bahwa seorang pengusaha tidak boleh merasa puas atas capaian yang telah didapat. Menurutnya, perasaan puas bagi seorang pengusaha adalah awal dari kemunduran. “Saya yakin generasi muda Indonesia sekarang ini berani. Mau usaha apa aja sekarang bisa,” ujarnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.