Kemendag Bakal Perbaiki Tata Niaga Beras
|
Jakarta, Villagerspost.com – Kementerian Perdagangan akan memperbaiki tata niaga beras. Untuk itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengajak para pemangku kepentingan beras bersama-sama membangun sektor perberasan nasional menjadi lebih adil dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Selain itu, Mendag menegaskan komitmen Pemerintah untuk terus mengawal stabilitas stok beras melalui tata niaga. “Tata niaga beras ke depannya akan semakin memberikan proteksi bagi petani dan pedagang. Petani tidak boleh rugi dan pedagang harus tetap mendapatkan keuntungan yang wajar,” tegas Enggar, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Kamis (6/7).
Salah satu bentuk tata niaga tersebut adalah kewajiban pengusaha beras mendaftarkan perusahaan dan gudang, serta melaporkan posisi stoknya. “Dengan penataan dan pendataan yang lengkap maka diharapkan asumsi konsumsi akan lebih akurat. Selain itu juga mencegah adanya daerah kekurangan stok beras akibat rantai distribusi yang belum tertata,” terang Enggar.
Enggar juga mengapresiasi kerja sama yang solid antara jajaran Kemendag, Kementan, Satgas Pangan, Bulog, KPPU, dan pengusaha, serta berbagai pihak terkait lainnya dalam menjaga stok dan harga pangan selama Ramadan 2017. “Ke depannya kerja sama ini akan semakin solid dan berkelanjutan. Kementan juga terus mengupayakan tidak akan lagi ada paceklik karena pemerintah akan memperbaiki sistem irigasi sehingga proses produksi petani akan meningkat,” tegas Enggar.
Masalah yang dihadapi di sektor perberasan adalah keuntungan di tingkat produsen (petani) yang relatif kecil dibandingkan dengan di rantai distribusi, sementara yang harus dibayar oleh konsumen cukup besar. Dengan tata niaga yang semakin baik, diharapkan distribusi keuntungan yang lebih adil dapat terwujud.
Untuk mewujudkan itu, pada Selasa (4/7) lalu, Kemendag juga sudah menggelar rapat dengan Ketua Satgas Pangan, Dirut Bulog, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), serta perwakilan dari Kementerian Pertanian, di kantor Kementerian Perdagangan.
Sementara itu, terkait harga dan stok beras, Mendag menegaskan berada dalam posisi aman. Pada 2017 harga beras lebih rendah dibandingkan pada 2016. Hal ini dikarenakan pasokan beras ke pasar cukup, sehingga harga beras relatif stabil.
Rata-rata nasional harga beras per 3 Juli 2017 sebesar Rp10.582/kg, masih diatas harga acuan penjualan di konsumen Rp9.500/kg. Adapun stok beras di PIBC pada 2 Juli 2017 sebesar 38.280 ton, di atas batas aman yang sebanyak 30.000 ton.
Sedangkan stok beras di Perum Bulog per 22 Juni 2017 sebesar 1,7 juta ton (ketahanan 7,35 bulan). Sementara itu, rata-rata harga gabah kering giling sampai dengan Mei 2017 sebesar Rp5.454/kg atau masih di atas harga acuan pembelian Rp4.600/kg. Selain itu, rata-rata harga gabah kering panen sampai dengan Mei 2017 sebesar Rp4.511/kg, di atas harga acuan pembelian Rp3.700/kg. (*)