Kementan Dorong Investor Buka Pabrik Gula Baru Mulai 2020
|
Jakarta, Villagerspost.com – Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menegaskan, pemerintah mempunyai komitmen untuk menjaring investor untuk membuka pabrik gula baru di Indonesia. Pada periode 2020-2029 pemerintah berencana menjaring 15 investor untuk membangun pabrik gula lagi sebagai tambahan. Dengan adanya tambahan 15 pabrik gula baru diharapkan nantinya lahan tebu dapat meningkat hingga mencapai 900 ribu-1 juta hektare di 2029.
Kasdi menyampaikan, kebutuhan gula konsumsi atau gula putih sebanyak 2,8 juta ton akan terpenuhi dengan bertambahnya sepuluh pabrik gula baru. “Kita akan mulai kurangi impor gula konsumsi mulai 2020, karena kita sudah punya tambahan sepuluh pabrik gula. Sehingga kebutuhan konsumsi gula 2,8 juta ton akan terpenuhi dari produksi dalam negeri,” terang Kasdi.
“Kita punya target untuk menambah pabrik gula baru sebagai arahan Bapak Menteri Amran, untuk penuhi kebutuhan gula industri. Tahun 2020, kita akan jaring 15 investor untuk bangun pabrik gula lagi sebagai tambahan pada periode 2020 sampai dengan 2024,” kata Kasdi, dalam siaran persnya, Rabu (2/10).
“Penambahan jumlah pabrik gula dan peningkatan luas areal tebu akan meningkatkan produksi gula nasional secara signifikan, yang artinya peluang Indonesia mencapai swasembada gula sangat besar, bahkan indonesia nantinya dapat mengekspor gula,” tambah Kasdi.
Seperti diketahui, guna memenuhi kebutuhan gula konsumsi dan industri serta mencapai target swasembada gula Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong minat investor untuk berinvestasi di subsektor perkebunan, khususnya gula. Demi mewujudkanya, Kementan telah mereformasi perizinan untuk memperbaiki iklim investasi, sehingga investasi dapat lebih berkembang khususnya di subsektor perkebunan.
Kasdi menyampaikan, Kementan punya empat hal penting yang dilakukan. Pertama, pengawalan proses perizinan oleh Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Kedua, perizinan hanya melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) atau Padu Satu Kementan. Ketiga, adanya standar perizinan. Keempat, pelayanan perizinan yang terintegrasi secara elektronik Online Single Submission (OSS).
“Upaya pemerintah dalam menjaring investasi ternyata berbuah manis, pada periode 2014-2019 saja, perkembangan investasi sudah terlihat hasilnya. Pada periode tersebut setidaknya ada sepuluh pabrik gula baru yang dibangun, bahkan tujuh diantaranya sudah mulai beroperasi,” tutur Kasdi.
Sementara itu, Direktur PT Muria Sumba Manis, Bernardus Dwisektiono menyampaikan, pengurusan perizinan di pusat khususnya di Kementerian Pertanian sudah sangat mudah dan cepat. “Dengan adanya layanan satu pintu atau Padu Satu di Kementan jauh lebih mudah dan cepat. Kami sebagai investor apresiasi Bapak Menteri Amran yang sudah memperbaiki aturan perizinan, sehingga kemudahan berusaha dan investasi di sektor pertanian sekarang lebih mudah dan cepat,” ujar Bernardus.
Bernardus juga menekankan bahwa kemudahan perizinan dan investasi yang sudah dilakukan oleh pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian, harus juga sinergi atau diimbangi pada level daerah nya. Sehingga akan menarik investor-investor yang bergerak di sektor pertanian kedepan.
“Kami di industri gula sudah merasakan kemudahan berinvestasi, tinggal di daerah yang harus konek juga dengan sistem satu pintu nya pusat. Iklim investasi di Indonesia akan lebih baik ke depan seiring adanya komitmen pusat dan daerah,” tutup Bernadus.
Editor: M. Agung Riyadi