Kementan Gandeng IPB Bangun Pertanian 4.0

ilustrasi: alat pertanian modern (blog.umy.ac.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Kementerian Pertanian (Kementan) membangun kolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka membangun pertanian menuju era 4.0. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungan kerjanya ke IPB, Senin (11/11) mengatakan, Kementan sangat membutuhkan peran serta kampus dalam memberikan saran untuk perkembangan pertanian kedepannya.

“Saya butuh bapak rektor, saya butuh teman teman dari IPB semua. Jangan tinggalkan saya disini. Pak Rektor dan teman teman IPB tentu lebih tahu secara akademik perihal pertanian dari yang saya pahami. Saya mau kerja Pak, tentu saya harus punya sandaran,” ujar Syahrul di hadapan Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria.

Syahrul Yasin Limpo mengakui, saat ini hasil dilapangan akan menjadi skala prioritas yang penting. Dimana hasil yang didapatkan dari kinerja yang dilakukan juga harus cepat apalagi di era 4.0 ini. “Saya orang lapangan dan seperti mana implementasinya dan kelemahannya saya yakni saya orang yang ingin cepat lihat hasilnya. Jadi tidak bisa kita komit tapi lapangannya seperti apa nih,” tuturnya.

Syahrul juga meminta seluruh jajarannya untuk selalu belajar melihat kondisi lapangan negara maju saat ini, bagaimana perkembangan di negara lain saat ini, serta melihat level pertanian negara saat ini sehingga Kementan bisa mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju. “Kita sudah di level mana nih dan itu yang harus dikejar. Saya butuh kampus untuk membackup saya. Kita kejar Pak ketertinggalan kita. Mulai dari seperti apa supporting mekanisasi yang baik, juga bijaksana melihat demografi kita yang juga sangat besar,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Arif Satria mengatakan, IPB akan terus menggali dan memperkuat data pertanian yang ada dan termasuk juga di dalamnya perihal bagaimana perkembangan untuk regenerasi petani dimana kondisi saat ini petani Indonesia rata rata sudah berumur 47 tahun keatas. “Petani di Indonesia akan terjadi krisis 10 tahun lagi sampai 15 tahun lagi dan itu kalau tidak diantisipasi maka akan benar benar krisis,” ujarnya.

“Program Kementan dan IPB ada program generasi petani membangun petani petani milenial untuk memperkuat ketahanan pangan dari sisi hulu dan dan pelaku pelaku usaha di lapangan,” tambahnya.

Disamping itu, Arif mengatakan, saat ini IPB juga memiliki program untuk mencetak technopreneur serta mencetak sociopreneur dengan pemanfaatan dimana hasil dilapangan akan semakin terjamin. “Technopreneur adalah pelaku usaha, sosiopreneur adalah orang orang yang memanfaatkan inovasi untuk pendampingan apalagi di era 4.0 dimana teknologi berbasis artificial intelegent dan blockgent inikan sudah luar biasa,” paparnya.

“Nah ini akan kita perkuat dan semoga akselerasi penerapan 4.0 ini akan bisa kita lakukan dan pada saat yang sama sehingga kita akan lakukan proses percepatan transformasi masyarakat dipedesaan supaya mereka bener benar siap dengan teknologi baru ini,” kata Arif.

Arif mengungkapkan, IPB beserta jajarannya dalam waktu dekat ini juga akan men-support “war room” yang akan segera di bentuk oleh Kementan. “Dalam waktu dekat ini IPB akan mensupport War Room jadi pusat pengendalian data pertanian nasional dan Pak menteri minta agar penguatan IT dan penguatan substansi aspek digitalisasi itu menjadi penting,” jelasnya.

Arif juga menekankan hal-hal apa yang bisa disinergikan antara IPB dan Kementan, termasuk soal riset. “Seperti yang terjadi di Belanda dan Jepang dimana Universitas besar punya sinergi kuat untuk riset antara kampus dengan pemerintahan dan disana tidak ada dualisme lagi namun sudah menyatu. Kita berharap sinergitas ini saling menguntungkan, saling manfaatkan , saling membesarkan dan lebih terarah dan teratur karena fokus pada hal yang bisa kita lakukan bersama,” pungkasnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.