Kementan: Petani Semakin Sejahtera
|
Jakarta, Villagerspost.com – Kementerian Pertanian menegaskan, pembangunan pertanian saat ini telah mampu meningkatkan kesejahteraan para petani. Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementerian Pertanian RI Ketut Kariyasa mengatakan, pembangunan pertanian menjadi fokus pemerintahan Jokowi-JK karena sebagian besar penduduk yang tinggal di perdesaan adalah sebagai petani, di mana pendapatan utamanya lebih dari 70 persen berasal dari sektor pertanian.
Dengan demikian, pembangunan pertanian mempunyai peran yang strategis dan penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan yang didominasi oleh petani. Ketut memaparkan beberapa indikator yang menunjukkan petani semakin sejahtera.
“Di antaranya terkait bagaimana perkembangan jumlah penduduk miskin di perdesaan, seberapa merata pendapatan rumah tangga petani, dan bagaimana perkembangan daya beli masyarkat petani di perdesaan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Senin (25/6).
Ketut memaparkan data, saat ini dari sisi jumlah penduduk miskin di perdesaan, jumlahnya sudah jauh menurun. “Membaiknya kesejahteraan petani selama ini dapat dilihat dari menurunnya secara konsisten jumlah penduduk miskin di perdesaan baik secara absolut maupun persentase, walaupun penurunannya tidak se drastis di wilayah perkotaan,” kata Ketut.
Dia menyodorkan data, pada September 2015, jumlah penduduk miskin di perdesaan masih berjumlah sebanyak 17,89 juta jiwa atau 14,09%. Namun pada September 2016 turun menjadi 17,28 juta jiwa atau 13,96%, dan pada September 2017 turun lagi menjadi 16,31 juta jiwa atau 13,47%.
Ketut mengungkapkan, membaiknya kesejahteraan petani juga dapat dilihat dari berkurangnya ketimpangan pengeluaran (menurunnya Gini Rasio) yang juga mencerminkan semakin meratanya pendapatan petani di perdesaaan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak Maret 2015 sampai Maret 2017, Gini Rasio pengeluaran masyarakat di perdesaan terus menurun, dari 0,334 pada tahun 2015 menjadi 0,327 pada tahun 2016 dan menurun lagi menjadi 0,320 pada tahun 2017.
“Kondisi ini secara implisit menunjukkan semakin membaiknya pendapatan petani. Gini Rasio di perkotaan juga mengalami penurunan, namun masih berada dalam ketimpangan sedang, sementara di perdesaan sudah berada dalam ketimpangan rendah,” papar Ketut.
Selain itu, membaiknya kesejahteraan petani juga terlihat dari membaiknya indek Nilai Tukar Petani (NTP) dan Indek Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP). Berdasarkan data yang dirilis BPS, secara nasional pada Mei 2018 indek NTP meningkat 0,37 persen jika dibanding April yang hanya 101,61. Begitu juga indeks NTUP meningkat 0,32% dari 111,03 pada April 2018 menjadi 111,38 pada Mei 2018.
“Kenaikan NTP dan NTUP ini menunjukkan membaiknya daya beli petani yang secara otomatis menunjukkan kesejahteraan petani membaik,” kata Ketut.
Meningkatkanya daya beli petani juga terjadi jika dibandingkan pada tahun sebelumnya (Mei 2017). Pada tahun Mei 2017, indek NTP hanya 100,15, sementara pada Mei 2018 lebih besar, yaitu 101,99.
“Sebenarnya secara cepat dapat dilihat keberhasilan pembangunan pertanian yang dijalankan selama ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani dalam pemerintahan Jokowi-JK tidak perlu diragukan lagi,” tegas Ketut.
Editor: M. Agung Riyadi