Kementan Segera Penuhi Target Swasembada Sapi
|
Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menargetkan swasembada daging sapi harus secepatnya tercapai. Syahrul telah menugaskan Dirjen PKH beserta jajarannya untuk bekerja keras mewujudkan target tersebut. “Jajaran Dirjen PKH melakukan berbagai terobosan, dan kerja lebih keras guna secepatnya mencapai target swasembada tersebut,” ujarnya, saat memberikan arahan kepada Jajaran Ditjen PKH, di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (4/11).
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, saat ini, populasi sapi dalam negeri masih kurang. Untuk itu, Kementan berupaya menggenjot dan meningkatkan populasi sapi lokal dengan program inseminasi buatan massal seperti yang sudah dilakukan selama ini, untuk mengejar kekurangan sekitar 1,4 juta ekor populasi sapi dalam rangka swasembada daging.
“Jika masih kurang perlu pengadaan sapi indukan segera, sehingga dapat mendongkrak populasi sapi untuk bisa mencapai swasembada,” ujarnya.
Namun, kata Kuntoro, harus dipahami, ada banyak cara memperbanyak sapi indukan. Di antaranya, bisa dengan pencegahan pemotongan betina produktif, maupun mendatangkan sapi indukan dari luar. “Kita perlu selalu memikirkan untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan membuat neraca perdagangan kita positif. Kita selalu menomor satukan produk kita untuk ekspor, dan impor pilihan terakhir bila terpaksa dan sangat dibutuhkan untuk menutupi kekurangan dalam negeri,” tambahnya.
“Misalkan perdagangan dengan Australia, kita selalu berpikir dan mengutamakan kirimkan sebanyak-banyaknya markisa, mangga atau produk hortikultura eksotis kita ke sana, kirimkan juga kopi, kakao, produk perkebunan dan lainnya, itu orientasi utama kita,” jelasnya.
Langkah kedua, kata Kuntoro, Kementan akan mendorong semua elemen terutama pemerintah daerah dan BUMN untuk serius mengembangkan peternakan sapi. Model pengembangan kawasan sapi tidak di semua provinsi, namun dengan fokus pada beberapa provinsi yang menjadi sentra produksi sehingga upaya peningkatan produksi daging dalam negeri benar-benar dilakukan dengan fokus.
“Jika pengembangan sapi dilakukan di 34 provinsi, itu menjadi tidak fokus. Karena itu, strateginya dengan fokus misal pada 10 provinsi pusat pengembangan sapi. Tetapi memang itu menjadi kekuatan real dan menjadi percontohan pengembangan sapi di Indonesia,” ujarnya, mengutip arahan Menteri.
“Untuk daerah lainnya, Kementan akan menjadikan sentra produksi komoditas lainnya seperti jagung atau difokuskan ke komoditas lain sesuai keunggulan daerah dan kawasan pengembangannya,” ujarnya.
Ketiga, kata Kuntoro, Mentan SYL minta upaya meningkatkan populasi sapi pun bisa dilakukan dengan mengembangkan sistem integrasi dengan sawit. Lahan sawit untuk integrasi dengan pengembangan sapi itu baru difungsikan sekitar 0,9 persen, padahal potensi lahan sawit kita untuk pengembalaan sapi sangat luar biasa.
“Jika kita bisa isi 20 persen darilahan sawit yang ada, maka akan selesai semua masalah daging sapi kita. Dalam waktu singkat kementan akan melakukan kontak dengan para pimpinan daerah, bupati, gubernur dan mantan-mantan gubernurnya untuk dijadikan advisor dalam mensukseskan program integrasi sawit-sapi ini,” jelansya.
SYL, kata Kuntoro, juga menegaskan bahwa membangun pertanian khususnya mewujudkan swasembada daging sapi adalah tanggung jawab bersama. Tanggung jawab gubernur, bupati dan semua pemerintah daerah dan para pelaku usaha, sehingga semuanya harus bersinergi.
“Oleh karena itu, diplomasi pertanian sangat penting dengan eksternal kementan. Koordinasi dengan swasta, pemerintah daerah dan stakeholder lain sangat penting. Untuk kepetingan rakyat harus bisa bekerjasama dan berkoordinasi di lapangan,” pungkasnya.
Editor: M. Agung Riyadi