Ketika Santaklause Ikut Kampanye Konservasi Area Perikanan di Bunaken

Santaklause PAAP bersama maskot PAAP si Baron bersiap memasuki perkampungan (dok. villagerspost.com/eko handoyo)
Santaklause PAAP bersama maskot PAAP si Baron bersiap memasuki perkampungan (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

Bunaken, Villagerspost.com – Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 1 Desember 2016 di Manado Sulawesi Utara dilaunching Chrismast Festival. Semangat tersebut menular sampai di Kelompok Inovator Program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) di Taman Nasional Bunaken. Kelompok Cahaya Tatapaan yang di nahkodai oleh Djoni Sambur membuat even dalam bentuk “Safari Natal Santaklause Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP)”.

Even yang bertajuk edukasi lingkungan dan ajakan pengelolaan perikanan melalui cara berkelompok ini, membawa suasanan baru dalam inovasi sosialisasi pelestarian sumber daya alam di Taman Nasional Bunaken. Arifin Konteng sekretaris kelompok Cahaya Tatapaan mengatakan, jauh sebelumnya saat penyusunan rencana kerja kami akan mensosialisasikam Program PAAP ini kepada desa-desa tetangga dan masyarakat secara luas, sehingga aktivitas kelompok dapat diketahui.

“Even Safari Natal Santaklause PAAP ini merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan sosialisasi tersebut,” kata Arifin, kepada Villagerspost.com, Rabu (7/12).

Santaklause PAAP berbagi keceriaan dengan anak-anak (dok. villagerspost.com/eko handoyo)
Santaklause PAAP berbagi keceriaan dengan anak-anak (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

Marthen Olesa yang didaulat menjadi penanggung jawab aktivitas kelompok even Safari Natal Santaklause PAAP mengatakan, awalnya ragu dengan pelaksanaan aktivitas ini, mengingat akhir tahun yakni bulan Desember secara individu anggota dan organisasi banyak yang melakukan ibadah. “Tentunya dengan kesibukan-kesibukan itu implementasi kegiatan dapat tertunda,” katanya.

Akan tetapi ide aktivitas Safari Natal Santaklause PAAP, ternyata tetap bisa berjalan baik. Hal ini justru membantu masyarakat semakin megerti program PAAP. Selama ini, kampanye PAAP melalui media sosialisasi memang sudah menyentuh sisi pengetahuan warga, tetapi belum pemahamannya.

Nah, dengan safari Santaklause ini, ternyata masyarakat tak hanya tahu tetapi juga paham apa itu program PAAP. “Sehingga aktivitas yang tadinya kami ragukan semangat Safari Natal dapat terlaksana,” kata Marthen.

Menyambangi nelayan berbagi informasi soal pengelolaan akses area perikanan (dok. villagerspost.com/eko handoyo)
Menyambangi nelayan berbagi informasi soal pengelolaan akses area perikanan dan juga hadiah menarik (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

Lebih lanjut Marthen menjelaskan, pelaksanaan kegiatan sendiri selain dengan Santaklause juga terdapat Baronang bergoyang. Si Baron julukan maskot Kampanye Bangga PAAP di Taman Nasional Bunaken akan mengajukan kuis-kuis kepada nelayan target dan hadiah diberikan oleh Santa.

Mengapa Si Baron juga kami tampilkan? Ini untuk menjelaskan bahwa pembelajaran pengelolaan perikanan di lokasi PAAP saat ini spesies targetnya adalah ikan Siganus guttatus atau Baronang. Begitu pentingnya baronang bagi keberlanjutan perikanan sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang drastis terutama suhu air laut.

Santa dan Baron siap berbagi informasi terkait pengelolaan akses perikanan dengan nelayan (dok. villagerspost.com/eko handoyo)
Santa dan Baron siap berbagi informasi terkait pengelolaan akses perikanan dengan nelayan (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

“Nah, dengan demikian ikan baronang yang selama ini merupakan salah satu tangkapan utama nelayan tradisional, dapat menurun jika tidak dikelola dengan baik, bukan hanya perairannya tetapi seluruh aspek lingkungan yang terjaga. Bagaimana cara menjaga sumber nafkah kita yaitu dengan mengatur waktu tangkap agar memberikan kesempatan ikan untuk berkembang,” kata Marthen.

Yulius Kapoh ketua kelompok Tuama Bahari yakni konsorsium PAAP Cahaya Tatapaan, selalu bersemangat dalam menyampaikan pesan-pesan melalui pengeras suara dalam even ini. “Dengan pendekatan secara religius kita mendekatkan hati dan mendekatkan iman dalam pelayanan agar bersama menuju Taman Nasional Bunaken yang lestari,” ujarnya.

Dia berharap even-even serupa dilokasi lainnya juga menyuarakan hal yang sama untuk kelestarian lingkungan. “Implementasi kegiatannya ada sehingga tidak hanya evennya tetapi ikannya juga tetap ada,” tegas Yulius

Laporan/Foto: Eko Handoyo, Manajer Kampanye Pride Bogor 6 di Balai Taman Nasional Bunaken

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.