Ketua DPR: Kenaikan Harga Beras Medium Harus Dihentikan
|
Jakarta, Villagerspost.com – Ketua DPR Bambang Soesatyo menegaskan, agar laju kenaikan harga beras medium harus segera dihentikan. Bambang mengatakan, kenaikan harga tersebut akan merugikan masyarakat kelas menengah ke bawah. Dia pun meminta kepada regulator, seperti tim ekonomi Kabinet Kerja bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera memastikan kecukupan volume beras medium sesuai permintaan pasar.
“Kelangkaan dan kenaikan harga beras medium itulah yang harus segera diatasi oleh tim ekonomi Kabinet Kerja dan Bulog. Masalah ini harus disikapi dengan sangat serius,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet tersebut, dalam siaran persnya, Senin (12/11).
Bamsoet menyarankan agar ketersediaan beras harus segera dicukupi dan kenaikan harganya harus dihentikan agar kelompok masyarakat menengah-bawah tidak dirugikan. Ia beralasan, 70 persen dari konsumsi masyarakat kelas menengah-bawah adalah beras medium.
Dia memaparkan, untuk mengoreksi situasi pasar beras seperti itu, DPR berharap pemerintah bersama Bulog segera mengguyur pasar dengan memanfaatkan stok beras medium di gudang Bulog yang saat ini mencapai 2,7 juta ton. Menurut politikus Partai Golkar ini, mendekati akhir tahun 2018, pemerintah dan Bulog perlu bekerja lebih keras agar komoditi beras tidak bermasalah.
Aspek kecukupan atau stok harus dijaga, sementara harga beras harus diupayakan terkendali atau stabil. “Bagaimana pun, di tahun politik 2019 mendatang, isu tentang harga kebutuhan pokok bisa menjadi sangat sensitif. Ketika terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok, apalagi beras, kekuatan oposisi akan menggoreng isu kenaikan harga untuk merusak kredibilitas pemerintah,” ujar Bamsoet.
Dia mengingatkan, faktor ini patut digarisbawahi oleh tim ekonomi di Kabinet Kerja. “Mengingat para pengkritik pemerintah sejak beberapa bulan belakangan ini konsisten menyoal harga kebutuhan pokok, serta mengeksploitasi keluh kesah ibu rumah tangga tentang harga kebutuhan pokok,” tegas Bamsoet.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman membenarkan adanya kenaikan harga beras medium. Namun dia beralasan, kenaikan ini terjadi akibat adanya anomali penggilingan beras dimana penggilingan lebih memilih menggiling beras medium menjadi premium. Hal inilah yang menyebabkan harga beras medium naik di pasaran karena pasokannya berkurang.
Informasi tersebut juga sudah diketahui oleh Bamsoet. “Karena anomali itu, terjadi kelangkaan beras medium di pasar. Bahkan Para pedagang beras juga mengkonfirmasi, persentase terbesar dari stok di pasar saat ini adalah beras premium yang biasanya dikonsumsi kalangan menengah atas,” ujarnya.
Sejak sepekan belakangan ini, harga beras medium memang mengalami kenaikan signifikan dari Rp9.300-an per kilogram menjadi Rp11.000 per kilogram. Kenaikan ini terjadi akibat rendahnya pasokan beras jenis tersebut di pasar induk Cipinang.
Sebagai informasi, pasokan beras di PIBC saat ini berada di level 50 ribu ton. Namun, 80% di antaranya merupakan beras jenis premium sehingga jumlah medium lebih sedikit.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, mengantisipasi kenaikan ini, pihaknya sudah meminta Perum Bulog untuk mengeluarkan pasokan di gudang untuk digelontorkan ke pasar. “Kita sudah suruh (Bulog-red) keluarin (pasokan di gudang),” kata Darmin.
Dia menjelaskan, stok beras di gudang Bulog saat ini sudah mencapai 2,7 juta ton, dan jumlah itu sudah melebihi kapasitas gudang milik Bulog, sehingga harus menyewa gudang milik swasta.
Editor: M. Agung Riyadi